Mahfud MD Dikritik Sebut Penegakan Hukum Tumpul, Bakal Jadi Bumerang?

| 23 Jan 2024 13:05
Mahfud MD Dikritik Sebut Penegakan Hukum Tumpul, Bakal Jadi Bumerang?
Calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud MD (Tangkapan Layar YouTube)

ERA.id - Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Jaringan Aktivis Nasional (Jarnas) 98, Sabar Daniel Hutahaen menilai, Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD merupakan sosok yang tak tahu malu. Pasalnya, saat pernyataan penutup debat Cawapres, Minggu (22/1) kemarin, Mahfud menyampaikan penegakan hukum saat ini tumpul dan cenderung mampu dikondisikan penguasa.

"Pernyataan seperti itu sama saja menelanjangi dirinya sendiri, tak tahu malu, karena dia sekarang ini memimpin Kementerian Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia sebagai Menteri," kata Sabar di Jalan Cawang Baru Utara, Jakarta Timur, Selasa (22/1/2024).

Lebih jauh kata Sabar, menteri yang memimpin Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (KemenKoPolhukam) Indonesia bekerja berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 73 Tahun 2020 tentang Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanana Indonesia. Dalam peraturan tersebut, Mahfud yang sebagai menteri diberikan kewenangan melakukan koordinasi, sinkronasi dan pengendalian urusan kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum dan keamanan.

"Dia punya kewenangan sesuai peraturan itu untuk memastikan penegakan hukum itu tidak tumpul. Lalu kemarin dia menyampaikan penegakan hukum saat ini tumpul. Dia sehat atau sakit ya? Ini pantas kita pertanyakan," sambung Sabar.

Sabar menambahkan, sebagai ahli hukum, Mahfud memiliki kapasitas di atas rata-rata lulusan sarjana hukum di Indonesia. Hanya saja, setelah menjadi Cawapres dari Capres Ganjar Pranowo, kapasitas tersebut merosot tajam.

"Nah, saya sarankan lebih baik Mahfud mundur saja dari pada menghancurkan reputasinya sebagai ahli hukum level atas," tandasnya.

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, pada debat kemarin menyampaikan pernyataan penutup. "Masalah utamanya adalah pedang hukum kita itu tumpul, kalau pedang hukum tidak tumpul kita pasti bisa tabrak habis-habisan, program pembangunan akan berjalan dengan baik. Mas Ganjar dan saya minta maaf kepada para ibu dan anak cucu, yang telah ikut terlibat, atau tanpa bisa berbuat apa-apa ketika terjadi kerusakan alam yang ibu dan para cucu itu huni".

Rekomendasi