ERA.id - Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menilai wajar ada penambahan suara saat KPU merekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024.
Dia juga mengingatkan agar semua pihak tak tendensius menyikapi penambahan suara PSI, yang sejauh ini banyak disorot karena hasil tersebut diduga diraup dari trik kecurangan.
“Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar bila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace Natalie dalam siaran resmi PSI di Jakarta, Sabtu silam.
Dia menambahkan berbagai kemungkinan masih dapat terjadi selama KPU masih merekapitulasi suara para pemilih dalam Pemilu 2024.
Rekapitulasi suara sementara KPU menunjukkan PSI, partai yang saat ini dipimpin oleh Kaesang Pangarep, memperoleh 3,13 persen suara dari pemilihan anggota DPR RI per Sabtu pukul 12.00 WIB. Dalam periode waktu itu, suara yang terhitung mencapai 65,73 persen.
Dengan demikian, PSI hanya membutuhkan kurang dari satu persen suara, tepatnya 0,87 persen suara, untuk dapat mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) empat persen. Jika berhasil mencapai ambang batas, maka untuk pertama kalinya, PSI dapat menduduki kursi DPR RI di Senayan.
Di lain tempat, Ketua DPD PSI Semarang, Melly Pangestu mengatakan suara PSI yang melonjak berbanding lurus dengan jumlah dukungan dari beberapa daerah, salah satunya Semarang.
Tingginya jumlah suara di Semarang dapat membuat partai berlambang bunga mawar itu meraih lima kursi di Dewan Perwakilan Rakyat DPR (DPRD) setempat.
"Untuk 2024 belum final perhitungan. Masih tingkat kota. Tapi bisa dipastikan PSI dapat 5 kursi untuk DPRD di 2024,” kata dia dalam keterangan persnya, Sabtu.
Selain itu, keberhasilan PSI juga tak lepas dari faktor anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, yang menjadi Ketua Umum PSI. "Dua faktor, Kaesang dan Jokowi effect serta perjuangan caleg secara merata,” kata dia.