Tol Bayung Lencir-Tempino Pakai Geofoam, Dianggap Mampu Tangani Lapisan Tanah yang Labil

| 24 Jul 2024 19:03
Tol Bayung Lencir-Tempino Pakai Geofoam, Dianggap Mampu Tangani Lapisan Tanah yang Labil
Penggunaan geofoam (lapisan busa) pada Tol Bayung Lencir (Sumsel)-Tempino (Jambi), Rabu (24/72024). ANTARA/Tuyani

ERA.id - Konstruksi jalan bebas hambatan (Tol) Trans Sumatera ruas Bayung Lencir (Sumatera Selatan/Sumsel)-Tempino (Jambi) seksi tiga menggunakan inovasi geofoam (lapisan busa) sepanjang 400 meter.

Kepala Satker Jalan Bebas Hambatan Jambi Benny Christiawan, di Jambi, Rabu, mengatakan Tol Bayung Lencir-Tempino merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dengan panjang keseluruhan yakni 169,9 kilometer akan segera selesai dalam waktu dekat.

Dalam pengerjaan seksi tiga sepanjang 33 kilometer itu, terpasang geofoam sepanjang 200 meter dari arah Jambi menuju Palembang (Sumsel). Adapun 200 meter lagi ditempatkan di arah Palembang menuju Jambi tepatnya di Km 141.

Ia mengatakan penggunaan geofoam merupakan kali kedua untuk pembangunan tol di Indonesia. Tol pertama yang menggunakan inovasi geofoam adalah Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).

Penggunaan geofoam ini, kata dia, karena terdapat bagian tanah yang labil berair, sehingga tidak bisa ditangani dengan konstruksi biasa.

"Penggunaan geofoam ini kali kedua, yang pertama Tol Cisumdawu, geofoam merupakan material terbuat dari High Density Expanded Polystyrene (EPS) yang berbentuk balok-balok berbobot ringan dan tidak mengubah kekuatan jalan yang kami bangun," katanya pula.

Dia menegaskan inovasi penggunaan geofoam ini sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil.

Benny menjelaskan inovasi geofoam yang diterapkan ini mampu mengurangi beban yang harus ditanggung oleh tanah dengan sangat signifikan.

Geofoam dapat digunakan untuk keperluan konstruksi berat, tahan lama dan umur pemakaian sangat panjang.

Beberapa waktu lalu, disebutkan progres pengerjaan tol seksi tiga Bayung Lencir-Tempino sudah mencapai 85,4 persen.

"Saat ini progresnya 85,4 persen, jadi kami memang ada mundur dari target yang dijanjikan 30 Juni menjadi 31 Agustus sesuai addendum terbaru," kata Benny.

Keterlambatan ini karena permasalahan pembebasan lahan yang sebelumnya dari kontraktor meminta untuk dibebaskan paling lambat akhir 2023, secara bertahap baru bisa selesai sebagian besar pada Juni lalu.

Rekomendasi