Tim Editor
ERA.id - Pendakwah muda Muhammad Iqdam Kholid alias Gus Iqdam mengungkapkan pembelaan terhadap ceramah Miftah Maulana yang kontroversial. Ia meminta jemaahnya tidak saling membenturkan para tokoh karena bakal mengurangi minat orang-orang pergi mengaji.
"Panjenengan (kalian) semua itu jangan sampai membenturkan tokoh-tokoh, kasihan," ungkapnya dalam potongan video yang ditonton dari akun X @TukangBedah00, Rabu (11/12/2024).
"Lek tukang ngaji-tukang ngaji podo wedi piye terusan? Kerono ning sosial media saiki kejam, enggih (Kalau para tukang ngaji ketakutan terus bagaimana? Karena di media sosial sekarang kejam, kan)?" lanjutnya.
Pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah itu lantas menuduh orang-orang yang menghujat buruk tidak pernah ikut pengajian.
"Saya yakin netizen yang menghujat dengan buruk dia itu tidak pernah hadir satu kali pun di tempat-tempat pengajian. Jadinya gak ngerti keadaan," ujarnya.
Iqdam lantas mengungkit-ungkit video lamanya yang kembali viral, di mana ia tampak memarahi tukang es saat sedang berceramah karena dianggap mengganggu.
Dalam video itu, tampak Iqdam meminta tukang es tidak caper dan akan membeli semua dagangannya dengan harga Rp500 ribu. Namun, dengan syarat sang tukang es tidak lagi berjualan sampai hari kiamat.
"Aku kan tas dihujat neh, diunggahne meneh, kerono tau muni enek bakul ojo dodolan sampek kiamat tak tuku 500 ribu (Aku kan baru dihujat lagi, dinaikin lagi, karena pernah bilang ada tukang jangan jualan sampai kiamat, aku beli dagangannya 500 ribu)," ujar Iqdam.
Padahal, menurut pria kelahiran 1993 itu, ia sedang mendoakan agar nasib tukang es membaik dan tidak berjualan selamanya.
"Padahal secara tidak langsung itu doa dia biar tidak hanya jualan seperti itu, biar jadi juragan. Tapi itu kamu potong kamu pelintir ya bebas, terserah netizen. Netizen kan maha tolol!" serunya disambut gelak tawa para jemaah.
Untuk diketahui, Iqdam merupakan salah satu penceramah muda yang sedang naik daun di media sosial. Potongan ceramahnya kerap beredar dan viral di berbagai platform.
Ia merupakan pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
