Ekonom: Kebijakan Ekonomi Harus Merujuk Data Kesehatan

| 01 Aug 2020 19:25
Ekonom: Kebijakan Ekonomi Harus Merujuk Data Kesehatan
Penjual batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, sebelum pandemi COVID-19. (Antara)

ERA.id - Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan kebijakan ekonomi harus berdasarkan data kesehatan. Sebabnya, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 tidak akan tercapai jika pemerintah mengesampingkan variabel-variabel kesehatan.

"Segala keputusan ekonomi akan berawal dari data kesehatan. Tapi kalau yang terjadi sebaliknya, itu harusnya kita waspadai," kata Fithra dalam acara webinar, Sabtu (1/8/2020).

Fithra mengatakan, perekonomian Indonesia akan baik-baik saja meski tahun ini resesi diprediksi akan terjadi. Namun, dari kajian-kajian lembaga keuangan dunia, Indonesia diprediksi akan tumbuh positif di tahun 2021, bahkan ekonominya bisa tumbuh hingga enam persen. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir.

Namun, hal tersebut hanya bisa terjadi jika pemerintah melihat data kesehatan terlebih dahulu sebelum mengambil langkah kebijakan ekonomi. Padahal, hingga saat ini, kata Fithra, Indonesia belum selesai berhadapan dengan gelombang pertama pandemi COVID-19.

"Makanya, seharusnya variabel-variabel kesehatan ini yang menjadi panglima. Karena kalau kita lihat dari data, memang ada, seiring dengan relaksasi ini, kita melihat pergerakan masyarakat menuju base line. Tapi dari sisi lain, yang jadi concern adalah infection rate juga meningkat," tegas Fithra.

Oleh karena itu, kata Fithra, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional harus bisa berkoordinasi untuk mengatasi peningkatan kasus positif COVID-19 di Tanah Air.

Dia juga menilai tenaga medis, termasuk perawat yang berada di garda terdepan, harus dilibatkan. Masukan dari mereka perlu didengarkan.

"Kalau pada akhirnya digabungkan tim gugus kesehatan ini, maka harus lebih banya yang dilibatkan. Sebagaimana lembaga-lembaga yang dimunculkan tapi hanya menghabiskan anggaran," ujar Fithra

Fithra.

Sebelumnya, beberapa lembaga ekonomi dunia seperti Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Bank Dunia, dan Organisasi Kerja Sama Pembangunan Ekonomi (OECD) memerkirakan ekonomi dunia akan kembali ke tren pertumbuhan pada 2021, pasca menyusut ke level minus di tahun 2020.

IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 5,4 persen. Bank Dunia 4,2 persen, OECD 2,8 hingga 5,2 persen.

Rekomendasi