ERA.id - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah telah berbuat banyak dalam mensosialisasikan secara masif penerapan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Namun, masih banyak masyarakat yang lengah, lalai dan tak punya empati dalam penerapan protokol kesehatan.
"Pengamatan Satgas, masyarakat masih lengah, mengabaikan protokol kesehatan. Masyarakat seolah tidak memiliki empati dengan banyaknya korban yang menjadi positif COVID-19," katanya dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Kamis (24/9).
Masyarakat saat ini katanya masih banyak yang memandang negatif terhadap pasien positif COVID-19.
Masyarakat juga diminta tidak terpengaruh atas berita tidak bertanggungjawab yang menyebut pandemi COVID-19 adalah konspirasi.
Padahal tudingan konspirasi itu tidak atau belum tervalidasi dan tidak berbasis data ilmiah. Dan sayangnya, masih dipercaya masyarakat. Untuk itu ia berharap adanya kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam menekan angka penularan COVID-19. Masyarakat juga harus berinisiatif untuk memeriksakan diri melakukan test COVID-19.
"Pemerintah pun memastikan bahwa biaya perawatan pasien positif COVID-19 akan ditanggung, baik yang menjadi peserta BPJS Kes ataupun tidak," jelasnya.
Perkembangan soal penanganan pasien islolasi mandiri, Satgas Penanganan COVID-19 dibantu pemerintah daerah dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan telah menjalin kerjasama dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pada 9 provinsi Prioritas penanganan COVID-19.
Hotel-hotel itu akan menampung pasien COVID-19 tanpa gejala yang harus melakukan isolasi mandiri. Untuk kapasitasnya per 22 September 2020, di Sumatera Utara ada 6 hotel dengan 449 kamar tersedia. Jawa Barat 17 hotel dengan 949 kamar, DKI Jakarta 31 Hotel dengan 4.116 kamar,
Jawa Timur 16 hotel dengan 2.160 kamar, Bali 10 hotel dengan 1.559 kamar, Kalimantan Selatan 13 Hotel dengan 992 kamar dan Papua 13 hotel 1.797 kamar.
Disamping itu pemerintah juga tengah mensinkronkan data perkembangan kasus COVID-19 agar dapat ditampilkan secara real time kepada masyarakat. Juga pemerintah masih dalam proses menyatakan pagu swab test PCR. Ketika sudah disepakati, maka langsung diumumkan ke masyarakat agar bisa mendapatkan harga terjangkau.