Positivity Rate Hingga 23,6 Persen, Unsyiah: Corona di Aceh Tak Terkendali

| 07 Oct 2020 13:34
Positivity Rate Hingga 23,6 Persen, Unsyiah: Corona di Aceh Tak Terkendali
Lab Unsyiah (Dok. Unsyiah)

ERA.id - Laboratorium Penyakit Infeksi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh menguji 14.918 sampel swab dengan hasilnya 3.519 positif Corona. Unsyiah menyebut rasio positif COVID-19 di Tanah Rencong melampaui ambang batas yang ditetapkan WHO.

Manager Operasional Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah Dr Ichsan mengatakan, positivity rate dari sampel swab yang diuji pihaknya berjumlah 23,6 persen. Jumlah itu, katanya, jauh di atas rasio ambang batas positif yang telah ditetapkan WHO, yaitu 5 persen.

"Data ini patut menjadi perhatian kita bersama, karena semua ini menunjukkan bahwa wabah COVID-19 khususnya di Aceh semakin tak terkendali," kata Ichsan dalam keterangannya, Rabu (7/10/2020).

Terkait kemampuan Lab Unsyiah, Dr. Ichsan mengungkapkan, bahwa saat ini Lab Unsyiah mampu melakukan pengujian sebanyak 520 sampel dalam sehari. Hal ini tidak lepas dari dukungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang telah memberikan bantuan berupa satu unit mesin Real-Time PCR System dengan 48 Wells beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng menilai selama ini keberadaan Lab Unsyiah telah memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya memutus mata rantai COVID-19 di Aceh.

Selain itu, Rektor juga menilai angka positive rate dari Lab Unsyiah ini bisa saja lebih tinggi jika jumlah pengujian sampel swab dilakukan lebih banyak lagi. Oleh karena itu, Rektor sangat setuju dengan usulan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) beberapa waktu lalu, yang mengusulkan perlunya uji swab secara massal di tempat keramaian.

“Untuk itu Unsyiah siap mendukung swab massal di tempat tertentu. Seperti warung-warung kopi, sehingga kita bisa mendeteksi penyebaran virus Covid-19 ini,” kata Samsul.

Samsul menilai, yang sangat berbahaya hari ini adalah orang-orang yang sebenarnya positif Corona namun mereka tidak menyadarinya. Penyebabnya, karena mereka tidak memiliki gejala (OTG).

Mereka yang tidak bergejala ini kemudian pulang ke rumahnya dan bertemu dengan orang tua yang memiliki riwayat komorbid, yaitu orang-orang yang memiliki penyakit bawaan.

“Kalau kita lihat persentase yang meninggal, yang paling tinggi adalah darah tinggi, kencing manis, jantung dan paru. Maka kita perlu mewaspadai virus covid 19,” ucap Samsul.

Berdasarkan data dari Satgas COVID-19 Aceh yang dipublikasikan per tanggal 5 Oktober 2020, menyebutkan jumlah masyarakat yang terkonfirmasi positif Corona di Aceh berjumlah 5.062. Dari jumlah tersebut, 3.057 orang dinyatakan sembuh, 1.806 dalam perawatan dan 199 orang lainnya meninggal dunia.

Rekomendasi