Calon Wali Kota Ini Cuma Habiskan Duit Rp110 Juta Selama Kampanye, Kok Bisa?

| 08 Dec 2020 08:17
Calon Wali Kota Ini Cuma Habiskan Duit Rp110 Juta Selama Kampanye, Kok Bisa?
Debat Pilkada Solo (Amalia Putri/era.id)

ERA.id - Pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo telah melaporkan Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK). 

Dalam laporan ini Paslon Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa menghabiskan Rp 3,2 miliar untuk kampanye, sedangkan rivalnya pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (BajlJo) hanya menghabiskan Rp 110 juta saja. Kok bisa?

LPSDK telah dilaporkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Secara otomatis Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK) juga telah ditutup.

Rinciannya, pasangan Gibran-Teguh menghabiskan dana Rp 3.215.119.818, sedangkan pasangan BaJo hanya Rp110.217.386 saja.

"RKDK sudah ditutup hari ini," ucap Ketua KPU Kota Solo Nurul Sutarti, Senin (7/12).

Pada laporan ini Paslon Gibran-Teguh mencatat dana kampanye yang masuk sebesar Rp3.215.436.500. Sedangkan dana yang digunakan selama 71 hari masa kampanye yakni Rp3.215.119.818.

Sedangkan Paslon Bajo memiliki dana kampanye hanya Rp 153.475.000 saja. Untuk dana yang digunakan selama masa kampanye hanya Rp110.217.386.

"Setelah menerima laporan ini kami akan melakukan audit bersama akuntan publik," ujarnya.

Batas waktu pengumpulan RKDK yakni Minggu (7/12) kemarin. Kedua tim pemenangan paslon mengumpulkan RKDK secara tepat waktu. "Kalau Gibran-Teguh sudah mengumpulkan Minggu siang, Bajo hanya beberapa menit sebelum batas waktu," kata Nurul.

Sementara itu Ketua Tim Pemenangan Gibran-Teguh, Putut Gunawan mengakui jika biaya kampanye selama masa Pandemi justru lebih besar dibandingkan kampanye pada umumnya. Meskipun daring, namun ada beberapa biaya tambahan untuk memenuhi kebutuhan daring.

"Jadi kami mengalihkan dana kampanye, yang biasanya untuk pengumpulan massa, kami alihkan untuk kebutuhan daring," ucap Putut.

Sementara itu Ketua Tim Pemenangan Bajo, Sigit Prawoso merasa kampanye selama masa Pandemi tidak ada perbedaan. Sebab timnya lebih memilih kampanye metode door to door.

"Kampanye semacam itu kami rasa lebih efektif," tegasnya.

Rekomendasi