Daftar Kontroversi Abu Janda atau Permadi Arya yang Membuat Politisi PKS Gerah

| 31 Jan 2021 14:30
Daftar Kontroversi Abu Janda atau Permadi Arya yang Membuat Politisi PKS Gerah
Abu Janda atau Permadi Arya saat menghadiri Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) GP Ansor Surabaya

ERA.id - Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf menanggapi kasus yang membelit Abu Janda atau Permadi Arya soal ujaran kontroversi. Abu Janda sendiri belakangan marak dibahas warganet karena kasus dugaan SARA dan penghinaan Islam.

"Ini sudah kelewat batas. Ia (red, Abu Janda) sudah terlalu sering membuat kegaduhan publik dengan ujarannya yang meresahkan. Namun anehnya, terkesan ada pembiaran selama ini, kendati sudah banyak pihak yang dirugikan atas ulah buzzer ini. Orang seperti ini yang justru berpotensi memecah belah NKRI karena memperkeruh suasana kerukunan antarwarga negara," ungkap Bukhori dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (30/1/2020) kemarin.

Lantas apa daftar konten kontroversi Abu Janda yang membuat politisi PKS tersebut gerah? Paling teranyar, soal kasus dugaan rasisme terhadap mantan komisioner HAM, Natalius Pigai.

Selanjutnya, ia dinilai telah menyebarkan pernyataan provokatif yang menuding FPI sebagai penyebab kerusuhan di Manokwari. Alhasil, desakan untuk menangkap Abu Janda dengan tagar #TangkapAbuJanda menggema di sosial media.

Dari sederet pernyataan kontroversial tersebut, Abu Janda kini dipolisikan banyak pihak. Meski demikian, ia selalu lolos dari hukum sewaktu dipolisikan.

Bukhori Yusuf lalu meminta Polri untuk segera memproses Abu Janda. Pasalnya, ia telah terbukti secara terang-terangan menyakiti umat Islam melalui pernyataannya belakangan ini yang mendiskreditkan Islam. 

"Ia tidak hanya menyakiti umat Islam tetapi juga berpotensi memecah belah anak bangsa dan mengadu domba internal umat Islam," sambungnya.

Bahkan ia menanggap, kasus ini menjadi momentum emas bagi Kapolri Listyo Sigit untuk memulai debutnya dengan segera menindaklanjuti kasus ini demi memulihkan kepercayaan publik kepada Korps Bhayangkara.

"Negara tidak akan diuntungkan dengan kehadiran buzzer yang meresahkan publik. Negara harus segera menertibkan mereka bila ingin mengembalikan kehangatan percakapan kita sebagai warga negara yang menjunjung tinggi akhlak dalam merespons perbedaan," pungkasnya.

Rekomendasi