Dampak Banjir Bandang di NTT, Logistik ke Daerah Terisolir Dijangkau Lewat Udara dan Laut

| 13 Apr 2021 09:40
Dampak Banjir Bandang di NTT, Logistik ke Daerah Terisolir Dijangkau Lewat Udara dan Laut
Ilustrasi dampak Siklon Seroja (Dok. Antara)

ERA.id - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi mengklaim tak ada lagi desa yang terisolir pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor akibat siklon seroja. Dia memastikan, seluruh wilayah yang terdampak bencana sudah bisa dijangkau oleh tim satuan tugas tanggap bencana.

"Perlu saya informasikan bahwa semua desa yang terdampak bencana sudah dijangkau oleh Satgas bencana siklon tropis seroja. Jadi tidak ada lagi desa yang terisolir dan tidak ada lagi desa yang tidak bisa dijangkau oleh Satgas," ujar Josef dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB, dikutip Selasa (13/4/2021).

Meski demikian, Josef mengakui masih ada sejumlah jembatan yang putus akibat bencana, salah satunya adalah Jembatan Termanu di Kabupaten Kupang. Akibatnya, perekonomian di dua wilayah yang sebelumnya dihubungkan oleh jembatan tersebut terganggu.

Namun, pemerintah telah mengupayakan sejumlah alternatif melalui jalan laut dan udara untuk memulihkan perekonomian hingga menyalurkan logistik ke daerah-daerah tersebut.

"Alternatif pertama adalah melalui udara, yang kedua adalah laut. Kita punya KRI yang dibantu oleh panglima TNI," kata Josef.

Selain KRI milik TNI, pemerintah juga menggunakan kapal dari ASPD Indonesian Ferry untuk membantu warga memulihkan perekonomian.

"Karena memang jembatan ini satu-satunya yang menghubungkan dua kecamatan. Kami sudah minta ASPD supaya bisa menggunakan kapal laut, karena dua kecamatan ini ada satu dermaga," katanya.

Adapun perkembangan terkini mengenai jumlah korban bencana, Josef menyebutkan, hingga per tanggal 12 April 2021 tercatat ada 179 orang yang meninggal dunia dan 46 orang yang hilang.

Untuk pencarian korban hilang, pihaknya mengerahkan anjing pelacak. Diharapkan para korban bisa segera ditemukan.

"Usaha pencarian 46 orang masih dilakukan, baik menggunakan anjing pelacak. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa menemukan 46 orang ini," pungkasnya. 

Rekomendasi