Nama Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari Lenyap dari Kamus Sejarah, Kemendikbud: Itu Naskah Softcopy, Tak Resmi

| 20 Apr 2021 13:58
Nama Pendiri NU KH Hasyim Asy'ari Lenyap dari Kamus Sejarah, Kemendikbud: Itu Naskah Softcopy, Tak Resmi
Tangkapan Layar

ERA.id - Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang ramai diperbincangkan lantaran menghilangkan nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari.

Selain itu, kamus tersebut memasukkan nama sejumlah tokoh PKI ke dalam kamus tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid membantah tudingan yang menyebut Kemendibud menghilangkan jejak KH Hasyim Asy’ari dari Kamus Sejarah Indonesia.

Dia menegaskan, Kemendikbus selalu melakukan refleksi pada sejarah dan tokoh yang ikut membangun Indonesia.

"Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia, termasuk Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan," ujar Hilmar melalui keterangan tertulis, Selasa (20/4/2021).

Dia lantas mengungkapkan, Kemendikbud selalu berpihak kepada tokoh-tokoh yang ikut membangun bangsa Indonesia, salah satunya KH Hasyim Asy’ari. Salah satu buktinya adalah Kemendikbud ikut mendirikan Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari di Jombang, Jawa Timur.

"Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. Bahkan, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri," paparnya.

Lebih lanjut, Hilmar menegaskan, Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang kini ramai beredar tidak pernah diterbitkan secara resmi oleh Kemendikbud. Dia mengatakan, dokumen tak resmi tersebut merupakan salinan lunak atau softcopy dan masih dalam penyempurnaan.

"Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," tegas Hilmar.

Dia juga mengatakan, Kamus Sejarah Indonesia tersebut disusun pada tahun 2017 atau sebelum Nadiem Makarim menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Hilmar kemudian menjelaskan bahwa Nadiem selama ini belum melakukan penyempurnakan naskah Kamus Sejarah Indonesia dan belum ada rencana untuk menerbitkan naskah tersebut.

"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya," katanya.

Dikutip salinan Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterima ERA.id pada Selasa (20/4/2021), profil KH Hasyim Asy’ari tak dicantumkan di dalamnya.

Sedangkan sejumlah nama tokoh-tokoh komunis DN Aidit di halaman 58 dan Darsono Notosudirjo di halaman 51. Selain itu, ada pula profil Henk Sneevliet pada halaman 87 dan Semaoen di halaman 262 terlihat diulas dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.

Hal tersebut mendapat kritikan dari NU hingga partai-partai Islam.

Rekomendasi