Ditemukan Klaster ABK Varian B1617, Kapal Kargo dari India Wajib Diisolasi 14 Hari

| 25 May 2021 11:15
Ditemukan Klaster ABK Varian B1617, Kapal Kargo dari India Wajib Diisolasi 14 Hari
Ilustrasi tes Covid-19 (Dok. Antara)

ERA.id - Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartanto menyebut, pemerintah menemukan adanya klaster COVID-19 dari anak buah kapal (ABK) di Cilacap, Jawa Tengah. Para ABK tersebut diketahui terinfeksi varian baru virus Corona asal India atau B1617.

Menurut Airlangga, ABK yang terpapar COVID-19 berjumlah 14 orang. Sebagian diantaranya dinyatatkan sudah sembuh.

"Pemerintah juga memperhatikan ada kasus kluster kapal di Cilacap di mana dari ABK-nya tercatat positif dan sebagian telah sembuh, namun ada 14 ABK yang terkena varian B1617," ujar Airlangga dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/5/2021).

Berkaca dari kasus tersebut, Airlangga mengatakan, pemerintah memutuskan, khusus kapal barang dan kargo dari India harus diisolasi selama 14 hari atau dua pekan, setibanya di Indonesia. Seluruh muatan dari kapal tersebut juga diwajibkan diisolasi.

"Khusus untuk kapal yang pernah ataupun berasal dari India untuk dilakukan isolasi di kapal selama 14 hari. Jadi artinya kita isolasi langsung di kapal bagi barang atau cargo yang pernah masuk ke India," kata Airlangga.

Lebih lanjut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu menambahkan, ditemukan sejumlah klaster COVID-19 pasca Ramadan dan Idulfitri 2021. Diantara adalah klaster tarawih di Pat, Banyuman, Banyuwangi, dan Malang. Kemudian klaster pemudik di Klaten, Cianjur, dan Garut. Klaster halal bihalal di wilayah Cilangkah, dan klaster perjalanan perumahan di Bogor.

Hal itu menyebabkan meningkatnya kasus aktif COVID-19 harian mencapai 5.000 orang per hari, padahal sebelumnya hanya sebanyak 3.000 hingga 4.000 kasus per hari.

"Yang perlu diperhatikan adalah dalam siklus empat sampai lima minggu ke depan, karena sebagai contoh pada saat liburan Natal dan tahun baru kasus tertinggi itu naik pada tanggal 5 Februari. Jadi kita mesti memonitor empat sampai lima minggu ke depan," kata Airlangga.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menambahkan, dalam beberapa waktu ke depan hingga pertengahan Juni 2021 diprediksi jumlah kasus COVID-19 akan terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu mobilisasi masyarakat selama periode Ramadan dan libur Lebaran 2021, dan adanya mutasi baru virus Corona.

Dante memaparkan, dalam empat hari terakhir ini tercatat terjadi peningkatan kasus aktif COVID-19 harian hingga mencapai 5.000 kasus. Hal ini menunjukkan, mobilisasi yang dilakukan masyarakat selama periode Lebaran dan Ramadan 2021 mulai terlihat dampaknya.

Berdasarkan kalkulasi prediksi pemerintah, Dante mengatakan, peningkatan kasus COVID-19 akan terus terjadi hingga pertengahan Juni 2021.  

"Prediksi yang kita lakukan, mungkin (kasus COVID-19) akan mencapai peningkatannya sampai pertengan Juni yang akan datang. Itu yang menjadi faktor berkaitan dengan mobilisasi," kata Dante.

Kemudian, dari faktor adanya mutasi baru COVID-19, yaitu B117 dari Inggris, B1617 dari India, dan B1351 dari Afrika. Dante mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tercatat ada 54 kasus akibat tiga varian baru virus Corona itu.

"54 kasus ini menyebar, 35 diantaranya adalah varian kasus yang berasal dari migran, dari luar Indonesia. Kemudian 19 kasus berasal dari variasi yang berasal dari Indonesia, jadi sudah ada kontak internal, sudah ada penyebaran secara internal dari varian of concern tersebut," pungkasnya.

Rekomendasi