Jokowi: Pandemi Bisa Lebih Panjang, Kita Butuh Ketahanan Nafas

| 20 Jul 2021 10:24
Jokowi: Pandemi Bisa Lebih Panjang, Kita Butuh Ketahanan Nafas
Tangkapan Layar - Presiden Jokowi dalam Takbir Akbar Hari Raya Idul Adha 1442 H yang ditayangkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin (19/7) (Foto: ANTARA/Indra Arief)

ERA.id - Presiden Joko Widodo mengingatkan, akhir dari pandemi COVID-19 yang melanda dunia belum dapat diketahui kapan berakhirnya. Terlebih setelah munculnya berbagai macam varian baru dari virus Corona dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberi pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia pada Senin (19/7/2021).

"Akhir dari pandemi ini belum bisa diprediksi," ujar Jokowi seperti dikutip dari video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (19/7/2021) malam.

Jokowi memprediksi, pandemi COVID-19 bisa lebih panjang lagi. Terlebih setelah adanya peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebut bakal muncul varian baru virus SARS-CoV-2.

Atas dasari itu, Jokowi mengatakan, pemerintah membutuhkan nafas yang panjang untuk bisa selamat dari pandemi COVID-19.

"Setelah varian pertama kemudian datang varian Delta, tiga hari yang lalu WHO menyampaikan diperkirakan akan muncul lagi varian baru, varian baru lagi, dan ini akan menyebabkan pendemi bisa lebih panjang dari yang kita perkirakan. Artinya kita butuh ketahanan napas yang panjang," kata Jokowi.

Oleh karenanya, dia meminta seluruh kepala daerah yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) untuk bahu membahu dan fokus menangani pandemi COVID-19 beserta masalah yang ditimbulkan baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Dia juga meminta para kepala daerah maupun pemangku kepentingan untuk memperbaiki manajemen dan pengorganisasiannya. Selain itu, pemerintah daerah beserta jajarannya juga diminta untuk menghidupkan semua meskin organisasi yang dimiliki untuk mengatasi pandemi COVID-19 di daerahnya masing-masing.

"Manajemen serta pengorganisasian adalah kunci," tegas Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menekankan agar para kepala daerah memperkuat kepemimpiannya di lapangan. Dengan mengetahui kondisi di lapangan maka penangannya terhadap pandemi COVID-19 menjadi lebih cepat dan responsif.

"Kepemimpinan lapangan ini harus kuat di semua level pemerintahan, dari level atas sampai level Kecamatan tingkat kelurahan dan desa," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, bahwa Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah mengumumkan kemungkinan munculnya varian baru COVID-19 yang lebih cepat menular dan menginfeksi lebih kuat. Dia juga mengingatkan untuk mewaspadai gelombang ketiga pandemi virus Corona yang kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat

Hal itu dia sampaikan saat menghadiri peresmian RSPJ Extensi Arafah Asrama Haji Embarkasi Jakarta secara daring, Senin (19/7/2021).

"WHO juga sudah mengumumkan, beberapa hari yang lalu, kemungkinan ada varian baru (COVID-19) yang akan muncul dengan tingkat yang lebih cepat lagi, dan infeksi yang lebih kuat lagi," kata Luhut.

Sementara Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai kabar akan adanya varian baru COVID-19 yang lebih berbahaya. Dia menegaskan, yang terpenting dalam mencegah penularan adalah tetap menaati protokol kesehatan.

"Gimana caranya menghadapi varian baru? Nggak usah khawatir teman-teman. Terapkan saja protokol kesehatannya. Pakai masker, cuci tangan, jaga jarak. Sama kok," kata Budi.

Selain itu, kata Budi, seluruh varian baru COVID-19 juga bisa terdeteksi oleh alat-alat kesehatan yang ada saat ini. Vaksin COVID-19 yang digunakan pun terbukti ampuh menanggal varian-varian baru itu.

"Semua varian baru ini bisa dideteksi oleh alat kita dan treatmen sampai sekarang masih sama, vaksinnya kita juga bisa melindungi kita dari varian tersebut," kata Budi.

Rekomendasi