Sidang Tahunan MPR, Jokowi: Pandemi COVID-19 Seperti Kawah Candradimuka

| 16 Aug 2021 10:15
Sidang Tahunan MPR, Jokowi: Pandemi COVID-19 Seperti Kawah Candradimuka
Jokowi (Dok. Instagram Jokowi)

ERA.id - Presiden Joko Widodo menyebut, pandemi COVID-19 yang tengah melanda Indonesia dan dunia seperti kawah Candradimuka. Hal tersebut dia sampaikan dalam pidato kenegaraan dalam agenda Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI/DPD.

"Pandemi itu seperti kawah Candradimuka yang menguji, yang mengajarkan dan sekaligus mengasah," ujar Jokowi dalam pidatonya di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/8/2021).

Jokowi mengatakan, pandemi yang menyebabkan krisis dan resesi itu seperti api. Selayaknya api yang bisa membakar, api juga bisa menerangi. Oleh karenanya pemerintah mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengendalikan pandemi COVID-19.

"Kirisis, resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa kita hindari, kalau bisa kita hindari. Tetapi jika hal itu tetap terjadi, bayak hal yang bisa kita pelajari. Api memang membakar, tetapi sekaligus menerangi, Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan tetapi sekaligus menguatkan," kata Jokowi.

"Kita ingin pandemi ini menerangi kita untuk mawas diri, memperbaiki diri dan menguatkan diri dalam menghadapi tantangan masa depan," imbuhnya.

Lebih lanjut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan bahwa pandemi COVID-19 juga memberikan beban berat yang penuh risiko bagi seluruh pilar kehidupan dan memaksa bangsa Indonesia untuk menghadapi dan mengelolanya.

"Semua pilar kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita disaha. Ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kesepatan kita, semuanya diuji dan sekaligus diasah," kata Jokowi.

Ujian dan asahan itu, kata Jokowi, seperti dua sisi mata uang tang tak terpisahkan. Karenanya, pandemi bukan hanya sekadar baban tetapi juga memberi kesempatan bagu bangsa Indonesia untuk memperbaiki diri.

Menurutnya, dengan adanya ujian pandemi COVID-19, maka bangsa Indonesia sedang berproses menjadi bangsa yang lebih kuat lagi.

"Tatkala ujian itu terasa semakin berat, asahannya juga semakin meningkat. Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh, dan mampu memenangkan gelanggang pertandingan," pungkasnya.

Rekomendasi