Indonesia Ternyata Punya Enam Kluster Energi Terbarukan yang Tak Dimiliki Negara Lain, Sayangnya Kurang Dimanfaatkan

| 10 Sep 2021 14:30
Indonesia Ternyata Punya Enam Kluster Energi Terbarukan yang Tak Dimiliki Negara Lain, Sayangnya Kurang Dimanfaatkan
Ilustrasi-Kawasan Sungai Kayan, Kalimantan Utara. (Foto: Istimewa)

ERA.id - Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi energi hijau dan terbarukan paling kaya yang tak dimiliki negara lain.

Sayangnya, potensi tersebut belum dikelola sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat. Menurut Surya, potensi itu sayang kalau tidak dimanfaatkan.

"Indonesia termasuk dari sedikit negara yang punya energi baru dan terbarukan yang komplit. Kita punya seluruh potensi energi terbarukan, ada air, panas bumi, matahari, angin, biomas, dan laut. Enam kluster energi terbarukan kita punya semua," kata Surya Dharma saat dihubungi, Kamis (9/9).

Ia lantas mencontohkan sumber energi seperti minyak dan batu bara yang hanya ada di daerah tertentu saja dan bisa habis jika terus dieksploitasi.

"Dan energi yang bersumber dari fosil ini akan habis kalau terus dieksploitasi," katanya.

Surya Dharma, Ketua Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) dukung pemanfaatan energi hijau yang terbarukan. (Dok Pribadi)

Untuk itu, energi hijau dan terbarukan bisa menjadi solusi tumpuan untuk masa depan. Kelebihan energi ini tidak akan habis meski terus-menerus dieksploitasi dan digunakan untuk kepentingan pembangkit tenaga listrik, misalnya.

"Pemerintah harus punya kebijakan mengoptimalkan potensi energi baru dan terbarukan ini," katanya.

Implementasi belum signifikan

Surya berpandangan bahwa niat Presiden Jokowi untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan sudah bagus. Hanya saja implementasinya masih belum signifikan. Apalagi regulasi untuk mendukung energi terbarukan tidak memadai.

"Karena itu kami mengusulkan kepada Pak Presiden, apa yang dia programkan mustinya selaras dengan perencanaan dan strategi implementasi yang matang, serta didukung regulasi yang bagus," katanya.

Pertumbuhan ekonomi dan energi harusnya sejalan khususnya energi hijau dan terbarukan.

"Terobosan baru harus dilakukan agar Indonesia terbesar dari negara yang berpredikat midle income trap. Bahkan kalau tidak hati-hati Indonesia bukannya meningkat tapi terpuruk. Ini yang harus diwaspadai," lanjutnya.

Kemudian yang harus dilakukan adalah menciptakan kawasan ekonomi dan industri baru. "Menciptakan kawasan ekonomi dan industri baru itu jangan lagi berpikir di Karawang, Karawaci, atau daerah Jawa lainnya. Soalnya sumber energinya tidak ada. Nanti ujung-ujungnya menggunakan energi fosil lagi. Kalau mau menciptakan kawasan yang dekat dengan kawasan yang punya energi terbarukan," katanya.

Bendungan PLTA PT. Kayan Hydro Energy diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi hijau di Kaltara. (Istimewa)

Ia mencontohkan apa yang akan dibuka di sekitar sungai Kayan, Kalimantan Utara. Menurutnya, daerah tersebut bagus untuk menciptakan kawasan ekonomi hijau.

"Yang di Kayan itu bagus, ada potensi air yang besar dan diciptakan juga kawasan ekonomi dan industri di sana. Ini bagus untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh pelosok Indonesia," katanya sembari berharap daerah lain bisa dilakukan pola yang sama.

Seperti diberitakan ERA.id sebelumnya PT. Kayan Hydro Energy memang tengah menyiapkan pembangunan bendungan di sungai Kayan, Kalimantan Utara. Listrik yang dihasilkan dari PLTA ini akan disalurkan ke kawasan industri yang akan dibentuk di daerah hilir dan juga daerah lain, bahkan sampai ke daerah ibukota negara baru yang sedang dibuka Penajam Paser Utara.

"Jadi energi listrik yang dihasilkan itu disalurkan di kawasan industri yang ada dan daerah sekitar," katanya.

Jadi kata Surya Dharma eksploitasi dan pemanfaatan energi hijau ini bisa tepat sasaran dan optimal. 

Rekomendasi