BMKG: Jakarta dan Wilayah Lain Waspada Potensi Cuaca Ekstrem dan Banjir Sepekan ke Depan

| 14 Sep 2021 13:56
BMKG: Jakarta dan Wilayah Lain Waspada Potensi Cuaca Ekstrem dan Banjir Sepekan ke Depan
Ilustrasi Banjir (Antara)

ERA.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini soal sejumlah daerah termasuk DKI Jakarta bakal potensi bencana hidrometeorologi dalam tiga hari ke depan.

Adapun daerah-daerah yang akan terjadi hidrometeorologi antara lain Banten, Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (IBF-Impact Based Forecast) BMKG, potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga tiga hari ke depan yakni tanggal 15 September 2021 untuk level SIAGA," terang Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa (14/9/2021).

Untuk informasi lebih spesifik publik hingga level kecamatan, publik dapat mengaksesnya di situs BMKG (www.signature.bmkg.go.id).

Masih dari penuturan Guswanto, bencana hidrometeorologi disebabkan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin yang terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.

"MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya," jelas Guswanto.

Adapun fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO.

Sementara itu, pada Kelvin skala harian. Sebaliknya, fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.

"Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia. Maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Tanah Air," tuturnya.

Menurutnya, terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Kemudian, suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia, yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan.

"Kondisi itu juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan," tandasnya.

Sebagai informasi, BMKG juga memprakirakan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir/angin kencang dalam periode 13 - 20 September 2021.

Rekomendasi