Mendikbudristek Nadiem Sebut Asesemen Nasional Tak Bisa Dibimbelkan

| 23 Sep 2021 10:40
Mendikbudristek Nadiem Sebut Asesemen Nasional Tak Bisa Dibimbelkan
Nadiem Makarim (Anto/ Era.id)

ERA.id - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyebut, Asesmen Nasional yang merupakan pengganti Ujian Nasional tak bisa dipelajari di lembaga bimbingan belajar (bimbel).

Nadiem mengatakan, dengan adanya Asesmen Nasional maka stres yang dihadapi para orangtua dan murid setiap menjelang Ujian Nasional sudah hilang.

"Yang dulunya Ujian Nasional, yang semua orangtua dan murid stres, sekarang hilang dan sudah diganti oleh Asesmen Nasional," ujar Nadiem yang dikutip dari acara peluncuran Aksi Moderasi Beragama yang disiarkan di kanal YouTube Pendis Channel pada Kamis (23/9/2021).

Asesmen Nasional, kata Nadiem, juga tak bisa dipelajari di lembaga bimbel seperti Ujian Nasional. Pasalnya, Asesmen Nasional memiliki numerasi dan literasi serta survei karakter dan lingkungan belajar.

"Asesmen Nasional ini tidak bisa dibimbelkan. Jadi ini kata tes internasional ada numerasi dan literasi, tapi yang paling penting lagi ada suvei karakter dan ada survei lingkungan belajar," papar Nadiem.

Mantan CEO Go-Jek itu menjelaskan, survei-survei tersebut dapat mengakses nilai-nilai Pancasila yang ada. Misalnya seperti nilai kebhinekaan, toleransi, dan keamanan di lingkungan sekolah.

Menurut Nadiem, dari situlah pemerintah pusat dapat mengukur mutu pendidikan di Indonesia yang tidak hanya melihat dari kemajuan kognitif saja tetapi juga nilai-nilai budaya yang ditanamkan di sekolah.

"Dari situlah kita akan mengukur peta mutu pendidikan di Indonesia. Tidak hanya berbasis kemajuan atau pencapaian koginitif, tetapi juga terhadap nilai-nilai yang disemai di dalam budaya pembelajaran di sekolah-sekolah kita. Jadi jauh lebih holistik," kata Nadiem.

Lebih lanjut, Nadiem mengatakan bahwa Asesmen Nasional merupakan salah satu transformasi pendidikan yang tengah dilakukan oleh pemerintah yang digaungkan melalui program Merdeka Belajar.

Oleh karenanya, Nadiem menetapkan tiga dosa dalam sistem pendidikan di Indonesia yang harus dibasmi, yaitu intoleransi, perundungan, dan kekerasan dan pelecahan seksual.

"Jadinya biar diperjelas saja posisi Kemendikbudristek dan pemerintah pusat terhadap tiga dosa ini akan kita basmi dari sistem pendidikan," tegas Nadiem.

"Jadi, betapa pentingnya pendidikan karakter dalam Merdeka Belajar sampai kita merubah sistem pemetaan mutu pendidikan kita untuk bisa mengukur nilai-nilai Pancasila di dalamnya," pungkasnya.

Rekomendasi