Dekati Merck untuk Dapatkan Molnupiravir, Menkes: Beberapa Sudah Mulai Uji Klinis

| 05 Oct 2021 09:40
Dekati Merck untuk Dapatkan Molnupiravir, Menkes: Beberapa Sudah Mulai Uji Klinis
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Dok. BPMI)

ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sejumlah rumah sakit vertikal sedang melakukan kajian dan uji klinis terhadap obat-obatan baru untuk terapi pasien Covid-19. Salah satunya yaitu molnupiravir (MK-4482, EIDD-2801).

Budi juga mengatakan, pihaknya sudah mendekati beberapa perusahaan farmasi untuk mendapatkan obat molnupiravir. Salah satu yang dijajaki adalah perusahaan farmasi asal Amerika Serikat Merck & Co hingga Celltrion Inc. asal Korea Selatan.

"Jadi obat-obatan tersebut sudah kita approach pabrikannya dan beberapa sudah mulai uji klinis," ujar Budi dalam konferensi pers daring, Sanin (4/10/2021).

Selain molnupiravir, Budi juga melakukan pendekatan dengan berbagai produsen obat terapi Covid-19. Dia berharap akhir tahun ini obat-obatan baru tersebut sudah bisa digunakan terhadap pasien Covid-19.

"Diharapkan di akhir tahun ini kita sudah bisa mengetahui obat-obatan mana yang cocok dengan kondisi," kata Budi.

Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat Merck & Co beberapa waktu lalu mengumumkan hasil penelitian pil antivirus mereka bernama molnupiravir (MK-4482, EIDD-2801). Pil yang diminun tersebut diklaim bisa menurunkan sekitar separuh risiko kematian dan rawat inap akibat COVID-19 pada pasien dengan gejala ringan dan sedang. Uji coba klinis fase ke-3 melibatkan 775 orang pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang selama lima hari atau kurang.

Hasilnya menunjukkan, sekitar 7 persen partisipan studi yang menerima obat ini kemudian dirawat di rumah sakit dan tidak ada satupun yang meninggal. Sementara pada kelompok yang mendapat plasebo, sebanyak 14 persen dirawat di rumah sakit atau meninggal dunia.

Menurut para ahli, seperti dikutip dari The New York Times, mengatakan pil antivirus baru kemungkinan besar akan berdampak lebih besar pada COVID-19 daripada antibodi yang rumit, karena pil dapat menjangkau lebih banyak orang.

Dari sisi cara kerja, pil dirancang untuk memblokir virus agar tidak bereplikasi. Molnupiravir menipu virus corona agar menggunakan obat untuk mencoba mereplikasi materi genetik virus. Setelah proses itu berlangsung, obat akan memasukkan kesalahan ke dalam kode genetik.

Rekomendasi