ERA.id - Hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) menggambarkan nama-nama tokoh Parpol maupun non-Parpol yang diminati masyarakat untuk menjadi calon presiden maupun calon wakil presiden.
Menurut hasil survei, nama dari tokoh non- partai politik yang paling dipilih oleh masyarakat untuk menjadi Capres adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang solid menempati posisi puncak elektabilitas dengan perolehan 33.5 persen, diikuti oleh Ridwan Kamil 23,3 persen, dan mantan menteri KKP, Susi Pudjiastuti, sebanyak 11,8 persen.
Sedangkan nama capres yang berasal dari tokoh Parpol yang memiliki elektabilitas tertinggi adalah Prabowo Subianto (55.4 persen), dan AHY di posisi kedua dengan angka 16.0 persen. Sementara cluster Kepala Daerah hasil survei menunjukan bahwa Anies Baswedan menjadi pemilik elektabilitas calon presiden tertinggi dengan angka 37.4 persen yang disusul Ganjar Pranowo (34.5 persen), dan Ridwan Kamil (13.8 persen).
“Prabowo Subianto masih memimpin elektabilitas ketika ditanyakan baik dengan menggunakan pertanyaan terbuka maupun dengan daftar nama tokoh-tokoh di Indonesia. Namun elektabilitas Ganjar Pranowo lebih unggul ketika mereka yang menjawab “belum memutuskan” diwawancara dengan lebih mendalam atau diberikan probing. Sementara posisi Anies Baswedan konsisten dalam semua jenis pertanyaan elektabilitas berada di urutan ketiga,” jelas Direktur Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo.
Menurut hasil survei, Prabowo Subianto dominan di Jawa Timur dan Jawa Barat, Ganjar Pranowo kuat di Jawa Tengah dan Bali, sementara Anies Baswedan solid di DKI Jakarta dan Bengkulu.
"Dari sebaran pemilih ini terlihat bahwa masing-masing Capres yang kuat masih berbasis lokal," sambungnya.
Dari hasil survei terungkap bahwa responden ingin memilih calon presiden yang cerdas dan visioner lebih tinggi dari pada merakyat dan tegas.
"Hasil temuan ini menunjukan tren yang mulai bergeser dan kerinduan pemilih akan pemimpin yang cerdas dan visoner," kata Kunto.
Dilihat dari data, ternyata tren memilih calon presiden dari suku Jawa sudah menurun dengan alasan terbesar bahwa semua suku adalah sama.
"Tetapi karena Indonesia masyarakatnya mayoritas muslim, maka pemilih masih memprioritaskan calon (presiden) yang beraga Islam dibandingkan dari non-muslim," ucapnya.
Survei Opini Publik Menuju 2024 diselenggarakan pada tanggal 16-24 November 2021 dengan metode survei Face to Face Interview (Home Visit), kepada 1.200 responden yang berada di 34 provinsi dengan Error Sampling sebesar ± 2.83 persen pada pada interval kepercayaan 95 persen.