Waspada Penyakit Kuku dan Mulut pada Hewan Ternak, Jokowi Perintahkan Mentan Lakukan Lockdown

| 10 May 2022 13:35
Waspada Penyakit Kuku dan Mulut pada Hewan Ternak, Jokowi Perintahkan Mentan Lakukan Lockdown
Ilustrasi (Antara)

ERA.id - Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo untuk segera melakukan lockdown zonasi untuk mencegah peyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak.

Hal ini disampaikan Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Senin (9/5).

"Mengenai penyakit kuku dan mulut, saya minta ini Menteri Pertanian segera dilakukan lockdown zonasi, lockdown di wilayah," kata Jokowi dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (10/5/2022).

Jokowi mengatakan, lockdown zonasi ini untuk menghindari penyebaran penyakit kuku dan mulut dari hewan ternak dari satu tempat ke tempat lainya.

"Sehingga mutasi (penyakit kuku dan mulut) ternak dari satu tempat ke tempat lain atau pergerakan ternak dari kabupaten ke kabupaten, apalagi provinsi ke provinsi betul-betul bisa dicegah," tegasnya.

Selain Mentan, Jokowi juga memerintahkan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk membantu pengawasan pergerakan penjualan hewan ternak di lapangan, terutama dari daerah yang sudah ada penyebaran penyakit kuku dan mulut. Dia menugaskan Kapolri membentuk satuan tugas (satgas) untuk mengawasi hal tersebut.

"Saya juga minta Kapolri menjaga ini di lapangan, mengenai pergerakan ternak dari daerah-daerah yang sudah dinyatakan ada penyakit mulut dan kuku. Bentuk Satgas, sehingga jelas siapa yang nanti bertanggung jawab," tegasnya.

Penyakit Mulut dan Kuku Tak Menular ke Manusia

Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan penyakit kuku dan mulut pada hewan ternak ini tidak menular kepada manusia. Menurutnya, penyakit ini berbeda dengan Covid-19 maupun flu burung.

Kepastian mengenai hal tersebut didapatkan Kementerian Kesehatan setelah berdiskusi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Kesehatan Hewan Dunia.

"Penyakit mulut dan kuku ini domainnya ada di hewan, jadi hampir tidak ada yang loncat ke manusia. Seperti virus SARS-CoV2 itu loncat dari kelelawar ke manusia, flu babi loncat dari babi ke manusia, flu burung loncat dari burung ke manusia," kata Budi dalam konferensi pers, Senin (9/5).

Budi mengatakan, hingga sejauh ini penyakit mulut dan kuku hanya menyerang hewan berkuku dua. Oleh karenanya, dia meminta masyarakat tak perlu khawatir akan ikut tertular.

"Khusus untuk (penyakit) mulut dan kuku memang adanya di hewan yang berkuku dua, jadi sangat jarang loncat ke manusia. Jadi tidak perlu khawatir," kata Budi.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa penyakit mulut dan kuku ini berbeda dengan penyakit kaki, mulut, dan tangan atau hand foot mouth disease (HFMD). Penyakit HFMD ini hanya menyerang pada anak-anak dan termasuk penyakit ringan.

"Di manusia, ada penyakit hand, foot, mouth desease. Tapi ini berbeda dengan penyakit kuku dan mulut yang ada di hewan. Penyakit (HFMD) ini menyerang anak-anak dan sangat ringan sebenarnya," kata Budi.

Dilansir dari Antara, hewan ternak di empat kabupaten di Jawa Timur terjangkit penyakit mulut dan kuku. Hal ini berdasarkan temuan dari laboratorium Pusat Veteriner Farma (PUSVETMA) usai mendapat laporan masyarakat serta hasil peninjauan di lapangan oleh Dinas Peternakan Jatim, pada 5 Mei 2022.

Kasus pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022 dengan jumlah kasus sebanyak 402 ekor sapi potong yang terjangkit PMK dan tersebar di lima kecamatan dan 22 desa.

Kasus kedua dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan, yaitu sebanyak 102 ekor sapi potong terindikasi mengalami PMK yang tersebar di tiga kecamatan dan enam desa.

Pada hari sama, di Sidoarjo juga ditemukan kasus yang menjangkit sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau di_11 kecamatan dan 14 desa.

Sedangkan, kasus keempat terlaporkan pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto yang dilaporkan tercatat ada 148 ekor sapi potong yang tersebar di sembilan kecamatan dan 19 desa.

“Wabah yang telah menyerang 1.247 ekor di empat kabupaten tersebut yang terkonfirmasi memiliki tanda klinis sesuai dengan indikasi penyakit PMK,” kata Gubernur Jawa Timur ( Jatim ) Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (6/5/2022).

Akibatnya, Pemprov Jawa Timur menutup sementara empat pasar hewan. Khofifah menuturkan kalau penutupan sementara 4 pasar tersebut sudah sesuai dengan hasil rapat koordinasi pemerintah provinsi.

Rekomendasi