Mengapa Suhu Dieng Bisa Minus? Simak Penjelasan Berikut

| 28 Jul 2023 20:35
Mengapa Suhu Dieng Bisa Minus? Simak Penjelasan Berikut
Es di Dataran Tinggi Dieng (antaranews)

ERA.id - Hari ini (28/7/2023) suhu udara di kawasan Dataran Tinggi Dieng wilayah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, lebih dingin dibandingkan kemarin. Menurut Kepala UPT Wisata Dieng, Sri Utami, pagi ini suhu di Dieng mencapai minus 5 derajat celsius—hari sebelumnya minus 3,5 derajat celsius.

Suhu minus di Dieng sudah terjadi sejak lama. Namun, Pulau Jawa masuk dalam iklim tropis, lalu mengapa suhu Dieng bisa minus? Untuk memahaminya, simak penjelasan berikut yang dirangkum Era.id dari berbagai sumber.

Mengapa Suhu Dieng Bisa Minus?

Menurut Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Mulyono R Prabowo, suhu dingin di wilayah Jawa akibat aliran massa udara kering dan dingin dari Australia atau alisan monsun dingin Australia.

"Secara umum, kondisi suhu dingin ini terjadi sebagai akibat dari adanya aliran massa udara dingin dan kering dari wilayah benua Australia yang dikenal dengan aliran monsun dingin Australia," terang Mulyono.

Embun beku di Dataran Tinggi Dieng (antaranews)

Dia menjelaskan, secara klimatologis, monsun dingin Australia aktif pada periode Juni hingga Agustus. Ini merupakan periode puncak musim kemarau untuk wilayah Indonesia bagian selatan ekuator.

Kemudian, udara dingin relatif lebih terasa di wilayah pegunungan atau dataran tinggi. Tak heran jika suhu paling dingin Dieng terjadi pada bulan Juni hingga Agustus.

"Desakan aliran udara kering dan dingin dari Australia ini menyebabkan kondisi udara yang relatif lebih dingin, terutama pada malam hari dan dapat dirasakan lebih signifikan di wilayah dataran tinggi atau pegunungan," jelasnya.

Pada bulan Juni hingga Agustus, Indonesia sedang musim kemarau. Musim kemarau yang bercuara cerah membuat atmosfer memiliki tutupan awan yang sedikit di sekitar wilayah Jawa-Nusa Tenggara.

Hal ini bisa memaksimalkan pancaran panas bumi ke atmosfer saat malam hari. Akibatnya, suhu permukaan bumi di wilayah tersebut menjadi lebih rendah dan lebih dingin dari biasanya.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi saat musim hujan dan pancaroba (peralihan). Saat musim hujan dan pancaroba suhu udara malam hari biasanya lebih panas sebab uap air di atmosfer cukup banyak sehingga terjadi pertumbuhan awan dalam jumlah banyak. Hal ini menyebabkan atmosfer menjadi semacam “reservoir panas”.

Terkait ketinggian tempat, laju penurunan suhu terhadap ketinggian juga memiliki dampak yang besar. Perhitungan matematis-fisis laju penurunan suhu terhadap ketinggian bisa dijadikan gambaran terkait terjadinya suhu minus di Dataran Tinggi Dieng.

Pada udara basah, laju penurunan suhu terhadap ketinggian adalah 0,65 °C/100 m. Sementara, pada udara kering laju penurunan suhu terhadap ketinggian mencapai 1 °C/100 m. Dari hal tersebut, bisa dibayangkan alasan Dieng yang merupakan dataran tinggi memiliki suhu yang sangat rendah saat musim kemarau yang udaranya kering. 

Rekomendasi