Akulah Arjuna
Yang mencari cinta
Wahai wanita
Cintailah aku
ERA.id - Hana tak mengerti maksud dari gambar mata satu berbentuk hati di sampul kaset yang dibeli abangnya. Waktu itu ia masih sekolah dasar, ia juga belum tahu betul arti kata Dewa di album tadi. Satu yang ia tahu, sang kakak sangat menggemari lagu-lagu yang dinyanyikan vokalisnya dan selalu menyetelnya berulang kali di rumah.
Album Cintailah Cinta akhirnya jadi pintu masuk Hana menjadi seorang Baladewi, dan lagu Arjuna jadi lagu pertama yang membuatnya jatuh hati ke band Dewa. Belasan tahun sejak pertama kali ia mendengar album itu, ia masih belum mengerti makna di balik sampulnya, tetapi lagu-lagu Dewa selalu menemaninya saat jenuh dan patah hati.
"Nonton Dewa langsung udah masuk wishlist dari dulu," ucap Hana kepada ERA, Senin (6/2/2023). "Tapi ya selalu kehalang waktu, tempat, uang."
Penantian itu berakhir sudah saat ia bekerja di ibu kota dan Dewa berencana menggelar konser Pesta Rakyat di Jakarta International Stadium (JIS) pada 4 Februari 2023 untuk memperingati 30 tahun usia band itu. Hana berburu tiket sejak Oktober 2022 bersama teman sekosnya, Mina. Mereka berdua berhasil mendapat tempat di Festival B dengan merogoh kocek sebesar Rp265 ribu.
Sabtu kemarin (4/2/2023), Hana membonceng Mina dengan motor Vario-nya dari kos mereka di Utan Kayu, Jakarta Timur ke JIS selepas azan asar. Penampilan pembuka dari Mulan Jameela dijadwalkan mulai pukul 17.00 waktu setempat. Keduanya sampai di lokasi menjelang jam 4 sore dan harus berputar-putar mencari tempat parkir di seberang JIS.
Meski masih banyak tempat kosong saat Hana pertama kali masuk ke stadion, tetapi ketika Dewa mulai tampil jam 8 malam, sudah ada lebih dari 60 ribu Baladewa yang memadati arena. Hana datang lebih dini dan pulang lebih awal. Sebelum jam 12 malam, sesaat sebelum lagu Kangen dinyanyikan, ia pamit bersama sebagian penonton lain yang enggan pulang berdesak-desakan dengan puluhan ribu orang.
"Puaslah, meski agak kurang di sound dan layar LED-nya cuman dua, parkirnya juga jauh, tapi terobati kangennya," ucap Hana.
Sudah 30 tahun Dewa menemani pencinta musik tanah air dengan lagu-lagunya. Meski berulang kali ganti formasi, bongkar-pasang vokalis, dan tak sesering dulu memproduksi lagu baru, Dewa tetap dinanti dan jadi legenda hidup. Konsernya kemarin tentu tak bisa dibilang sempurna, tetapi rasanya semua kendala teknis bisa dimaafkan para Baladewa yang menyaksikan konser kemarin. Apa saja yang bisa kita soroti dari konser yang sudah jadi sejarah itu?
Ketika musik menyatukan politik
Sebelum lagu Aku Sedang Ingin Bercinta didendangkan, Ahmad Dhani menyuruh kamera menyorot ibunya. "Saya tidak mau nyanyi kalau mama saya belum disorot," ucapnya yang menggema di seluruh stadion. Begitu wajah Joyce Theresia Pamela Kohler, ibu Dhani, terpampang di layar, terlihat juga sosok Menteri Pertahanan Prabowo Subianto duduk di sebelahnya.
Di antara puluhan ribu Baladewa yang hanyut dalam nostalgia lagu-lagu Dewa 19 dan berteriak histeris saat Tyo Nugros naik ke panggung, ada nama-nama yang tak asing dengan jabatan mentereng ikut menyesaki barisan penonton.
Selain Prabowo, ada lagi eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang duduk bersanding dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Keduanya tampak mesra menyanyikan lagu Risalah Hati, mungkin sambil membayangkan koalisi mereka berakhir bahagia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil nonton konser bareng Wali Kota Bogor Bima Arya. Kang Emil tampak memakai kaos berwarna kuning, mungkin agar orang-orang mengenalinya sebagai kader Golkar. Sedangkan Bima Arya mengenakan kaos hitam lengan panjang berdiri di sepanjang konser menemani Kang Emil.
Beberapa nama besar lain terekam di video, ada politisi Gerindra Fadli Zon, Menteri Perhubungan Budi Karya, dan eks Menteri Pariwisata Wishnutama. Ketika Ari Lasso mengambil alih mik dari Once dan habis membawakan lagu Elang, ia menyapa para penonton, “Hadirin, saya menyanyikan lagu yang di-request oleh Ibu Negara.” Lalu menyanyikan lagu signature-nya, Hampa, khusus untuk Iriana Joko Widodo.
Di balik nama-nama mentereng tadi, mulai dari lelaki tangguh yang tak kapok berlaga di pilpres hingga dua kali, putra mahkota mantan presiden yang karir militernya moncer lalu banting setir ke politik, eks rektor yang jadi calon kuat capres 2024 yang konon jadi antitesis Jokowi, gubernur cum arsitek beken yang gemar membangun masjid, hingga istri penguasa dua periode, tak bisa dipungkiri kalau bintang pada malam itu tetaplah Dewa 19.
Puluhan ribu pasang mata penonton fokus ke aksi Ahmad Dhani cs yang menguasai panggung. Tak ada yang peduli masing-masing berasal dari golongan mana, semua bersatu di bawah panji lagu-lagu Dewa dari era Ari Lasso hingga Once. Tak ada yang begitu peduli juga dengan para politisi yang hadir, entah yang datang untuk menikmati lagu atau sekadar cari panggung.
Satu yang bisa kita buktikan adalah, betapa musik masih lebih superior ketimbang politik, setidaknya dalam hal loyalitas. Ketika para politisi harus membayar orang untuk datang ke kampanye mereka, sebaliknya, para pencinta musik rela membayar tempat hingga jutaan rupiah hanya agar bisa menonton idolanya manggung.
JIS yang belum siap jadi gelaran akbar dan attitude Baladewa yang patut ditiru
Hana beruntung pulang lebih awal sebelum konser benar-benar habis, sebab puluhan ribu Baladewa yang setia hingga empat vokalis Dewa (Ari Lasso, Once, Virzha, dan Ello) menyanyikan lagu penutup Separuh Nafas harus berusaha ekstra keras untuk pulang.
Fidella misalnya, ia harus luntang-luntung di jalan menunggu shuttle bus hingga jam 2 dini hari. Akhirnya, ia dan teman-temannya terpaksa menumpang mobil Damkar untuk keluar dari area JIS menuju parkiran mobil. “Juara banget pelayanan Damkar!” komentarnya lewat Twitter, Minggu (5/6/2023).
Banyak penonton lain juga mengalami kekecewaan serupa. Ada Adri, seorang Baladewa yang membagikan potongan video yang menampilkan ribuan orang berjalan ke tempat parkir atau shuttle bus seperti menuju Padang Mahsyar.
"JIS ini gausah bikin event gede dulu deh sebelum ada akses transportasi umum yang bagus," cuitnya lewat akun @adriansyahyasin. "Semua 75.000 orang itu ditumpahkan ke SATU TITIK KELUAR. Keluar dari stadion langsung disambut jalan tak bertrotoar, akses bus shuttle yang gak jelas."
Menanggapi kekacauan akses keluar usai konser bertajuk “Pesta Rakyat 30 Tahun Berkarya Dewa 19” di JIS itu, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) Dino Hamid menghimbau agar para promotor menjadikannya sebagai pelajaran.
“Kalau kapasitas stadion sih sudah mumpuni. Namun, soal akses, flow setting, penempatan waktu, itu harus benar-benar disiapkan secara maksimal, karena balik lagi itu venue baru, kendaraan umumnya juga belum terintegrasi secara sempurna dan masih sangat terbatas,” ujar Dino seperti dikutip dari Antara, Senin (6/2/2023).
Puluhan ribu orang yang berkumpul jadi satu dengan akses keluar-masuk terbatas tentu berpotensi besar untuk ricuh. Beruntungnya, konser itu tak berakhir jadi bencana nasional. Untuk hal ini, kita sepatutnya mengapresiasi sikap para Baladewa yang hadir kemarin.
Ahmad Dhani waktu diundang ke Tonight Show pernah bilang kalau di luar negeri konser-konser musik tak dijaga polisi karena minim ricuh, mengapa? Karena penontonnya terdidik. Penonton seperti itu, menurutnya, hanya dihasilkan lewat musik-musik bagus dan berkualitas. Ia mengaku di Indonesia salah satu yang berkualitas adalah Dewa. Makanya Baladewa tak pernah bikin ribut pas konser.
Kita boleh menganggap Ahmad Dhani sebagai musisi yang sombong nan angkuh, tetapi harus diakui pernyataannya dulu terbukti benar. Meski banyak penonton yang mengeluh di media sosial, tetapi tak ada yang mengeluhkan penampilan Dewa –selain mungkin pilihan lagu yang ditampilkan. Dan yang terpenting, tak ada korban yang jatuh meski banyak orang baru sampai rumah menjelang subuh.