Penembak Iran Javad Foroughi Dijuluki Teroris Usai Dapat Medali Emas di Olimpiade

| 01 Aug 2021 10:10
Penembak Iran Javad Foroughi Dijuluki Teroris Usai Dapat Medali Emas di Olimpiade
Javad Foroughi

ERA.id - Penembak jitu Korea Jin Jong-oh mengkritik Komite Olimpiade Internasional karena mengizinkan anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, Javad Foroughi, untuk bersaing dan memenangkan medali emas dalam olahraga menembak 10 meter.

“Bagaimana seorang teroris dapat memenangkan tempat pertama? Itu hal yang paling absurd dan konyol.”

Dilansir Korea Times, peraih medali Olimpiade enam kali itu menambahkan bahwa “omong kosong belaka” membiarkan Foroughi berkompetisi di Olimpiade Tokyo, mengingat keanggotaannya dalam milisi IRGC, yang dicap sebagai organisasi teroris oleh AS pada tahun 2019 silam.

Kelompok kampanye HAM di Iran yakni United for Navid, yang dibentuk usai pegulat Iran Navid Afkari dieksekusi pasca memprotes rezim, juga mendesak komisi etik IOC untuk segera melakukan penyelidikan.

Ia juga memperingatkan bahwa IOC “terlibat dalam mempromosikan terorisme dan kejahatan terhadap kemanusiaan” jika gagal bertindak.

“Kami menganggap pemberian medali emas Olimpiade kepada penembak jitu Iran Javad Foroughi tidak hanya menjadi bencana bagi olahraga Iran tetapi juga bagi komunitas internasional, dan terutama reputasi IOC. Foroughi yang berusia 41 tahun adalah anggota organisasi teroris saat ini dan sudah lama," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari The Guardian.

“IRGC memiliki sejarah kekerasan dan pembunuhan tidak hanya terhadap orang-orang Iran dan pengunjuk rasa di sana, tetapi juga orang-orang yang tidak bersalah di Suriah, Irak dan Lebanon. Ini adalah organisasi teroris asing yang ditunjuk oleh Amerika Serikat."

“Kami menyerukan penyelidikan segera oleh IOC, dan sampai penyelidikan selesai, penangguhan penghargaan medali apa pun.”

Foroughi yang berusia 41 tahun, yang mengatakan dia bertugas di Suriah sebagai perawat antara 2013 dan 2015, memberikan penghormatan militer di podium.

Dalam sebuah wawancara sebelum Olimpiade, dia mengatakan bahwa ia pertama kali mencoba menembak dengan pistol di sebuah aula yang terletak di bawah gedung rumah sakit tempatnya bekerja sebagai perawat.

Dia memang belum pernah melihat pistol sebelumnya, tetapi setelah diinstruksikan tentang cara menggunakannya, dia mampu mencetak sekitar 85 poin dari 10 tembakan.

Rekomendasi