Sering Terjadi Pencurian Data Pribadi, Hanya 57% Masyarakat Indonesia yang Percaya Sistem Keamanan Bank

| 05 Mar 2021 21:02
Sering Terjadi Pencurian Data Pribadi, Hanya 57% Masyarakat Indonesia yang Percaya Sistem Keamanan Bank
Ilustrasi (unsplash/eduschadesoares)

ERA.id - Ketika menggunakan layanan perbankan, keamanan data pribadi tiap nasabah merupakan suatu hal yang penting dan wajib untuk dilindungi. Namun, belakangan semakin marak kabar mengenai nasabah yang kehilangan uang yang simpan di bank, data pribadi dicuri, hingga para hacker yang mengambil keuntungan dari transaksi online.

Kejadian yang seperti tentunya sangat berdampak pada tingkat kepercayaan nasabah pada sistem keamanan yang ada pada bank yang mereka gunakan. Menurut survey F5 Company, dari seluruh rakyat Indonesia yang menggunakan layanan perbankan, hanya 57 persen yang mempercayai bahwa sistem keamanan bank sudah cukup menjamin keamanan data dan informasi pribadi.

"Faktanya, menurut F5's Curve of Convenience 2020 Report: The Privacy Conevenience Paradox, hanya sekitar 57% konsumen di Indonesia yang percaya bahwa layanan keuangan cukup efektif dalam hal privasi data dan perlindungan informasi pribadi," ujar Surung Sinamo, Country Manager F5 Indonesia melalui siaran pers, Rabu (3/3/2021).

Tak hanya itu, menurut Cybersecurity Exposure Index (CEI) tahun 2020, yang merupakan survey negara dengan ancaman dunia maya paling rentan, Indonesia berada di urutan ke-59 dari 108 negara. 

"Ranking 59 artinya itu exposure kita di cyber security cukup tinggi. Jadi, kita masih punya banyak PR ya di cyber security," lanjut Surung Sinamo.

Lebih lanjut, Surung juga menjabarkan bahwa kepercayaan yang kurang ini terjadi karena terjadi banyaknya masalah di dunia layanan keuangan.

"Masih banyak serangan siber yang dialami di industri layanan keuangan dengan bentuk yang umum termasuk pembobolan data, di mana informasi sensitif mulai dari nama nasabah, alamat, nomor rekening bank hingga nama ibu kandung bocor. Di mana kemudian data itu dijual ke dark web secara online atau digunakan untuk tindakan kriminal lainnya," kata Surung Sinamo.

Menurut Surung, setiap layanan perbankan harus mampu meningkatkan sistem keamanan mereka sehingga kepercayaan nasabah menjadi lebih meningkat. Mereka juga harus memperhitungkan keamanan dan kenyamanan dari nasabah.

"Karena itu, keamanan cyber yang kuat untuk layanan keuangan sangat penting, karena mereka perlu menyeimbangkan antara keamanan dan kenyamanan pelanggan," tutup Surung Sinamo.

Rekomendasi