Buntut Tiket Mahal, Pelaku Pariwisata di Labuan Bajo Protes, Wisatawan Batalkan Perjalanan

| 01 Aug 2022 14:28
Buntut Tiket Mahal, Pelaku Pariwisata di Labuan Bajo Protes, Wisatawan Batalkan Perjalanan
Labuan Bajo, NTT (Antara)

ERA.id - Anggota Asosiasi Pelaku Wisata dan Individu Pelaku Wisata Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT membersihkan sampah di Kota Labuan Bajo sebagai bentuk aksi menyikapi kenaikan tiket masuk ke dua pulau dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

"Ini bentuk kepedulian pelaku pariwisata terhadap lingkungan. Kita mau tunjukkan konservasi itu seperti ini, bukan berdasarkan uang," kata Juru Bicara Asosiasi Angkutan Wisata Darat (Awstar) Labuan Bajo John Daniel, Senin (1/8/2022).

Kegiatan bersih sampah dalam Kota Labuan Bajo merupakan bagian dari protes pelaku pariwisata menyikapi kebijakan pemerintah yang menaikkan tiket ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan perairan di sekitarnya sebesar Rp3,75 juta per orang per tahun yang berlaku per 1 Agustus 2022.

Mereka berjalan keliling Kota Labuan Bajo dengan rute Puncak Waringin-Kampung Ujung-Waterfront City Labuan Bajo. Mereka juga membersihkan sampah hingga ke Bandara Komodo Labuan Bajo.

Sembari membersihkan sampah, koordinator aksi memberikan orasi terkait penolakan mereka.

John Daniel mengatakan, kebijakan kenaikan tiket itu sangat berdampak bagi industri pariwisata karena kegiatan pariwisata terkoneksi dari hulu hingga hilir.

Mereka berharap pemerintah bisa membuka mata dengan kondisi yang terjadi dan segera mengatasi masalah itu. Dalam kegiatan pembersihan sampah, pelaku pariwisata juga menyinggahi beberapa restoran dan hotel yang beroperasi.

Pengelola Restoran Taman Laut Handayani Labuan Bajo Suroso menyebut tidak ikut dalam aksi penghentian layanan wisata. Pihak restoran belum mendapatkan informasi tertulis terkait situasi itu.

Selain itu, ada biaya operasional dan kebutuhan pekerja yang harus dipikirkan jika harus menutup aktivitas jasa wisata hingga satu bulan. Adapun penghentian semua jenis pelayanan jasa pariwisata di Labuan Bajo terhitung mulai 1 Agustus hingga 31 Agustus 2022.

Aksi itu merupakan bentuk protes penolakan pelaku pariwisata di Manggarai Barat terkait kebijakan kenaikan harga tarif masuk taman Nasional Komodo oleh Pemerintah Provinsi NTT.

Sementara Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur (NTT) Abed Frans mengatakan para wisatawan memilih membatalkan kunjungan ke Tanaman Nasional (TN) Komodo akibat aksi mogok para pelaku wisata di Labuan Bajo.

"Banyak terjadi pembatalan kunjungan wisatawan yang hendak dilayani teman-teman pelaku wisata, termasuk grup saya juga," katanya ketika dihubungi di Kupang, Senin.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak aksi mogok aktivitas pelaku wisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, sebagai bentuk protes terhadap penerapan tarif baru kunjungan ke Taman Nasional Komodo sebesar Rp3,7 juta.

Abed mengatakan aksi mogok ini mendatangkan kerugian bagi pelaku wisata karena wisatawan yang telah memesan paket wisata ke Taman Nasional Komodo akhirnya harus dibatalkan.

Ia mengatakan pihaknya memang kurang setuju dengan cepatnya pemberlakuan kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo. Tetapi di sisi lain juga tidak menyetujui aksi protes dengan cara mogok beraktivitas yang dilakukan para pelaku wisata di Labuan Bajo.

"Aksi ini sebenarnya menyusahkan kita sendiri, menyusahkan wisatawan, pelaku bisnis lain seperti hotel, restoran, transportasi, termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lain-lain," katanya.

Sebelumnya, di sela-sela kunjungan kerjanya di Pulau Rinca, NTT, Kamis (28/7), Presiden mengatakan salah satu pertimbangan kenaikan harga tiket masuk itu ialah adanya rencana konservasi di Pulau Komodo.

"Jadi, kami ingin konservasi, tapi kami juga ingin ekonomi lewat turisme, lewat wisatawan. Ini harus seimbang," kata Jokowi seperti disaksikan dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Sebelumnya, Jokowi menjelaskan di Labuan Bajo, NTT, hewan komodo tidak hanya hidup di satu pulau, melainkan juga di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar. Pulau yang diputuskan menjadi tempat konservasi adalah Pulau Komodo dan Pulau Padar, sementara Pulau Rinca ditujukan untuk wisatawan.

"Yang untuk wisatawan diberikan di Pulau Rinca. Sehingga, ini kami benahi untuk wisatawan dan juga untuk komodonya. Komodo di Pulau Rinca dan di Pulau Komodo itu komodonya juga sama, wajahnya juga sama. Jadi, kalau mau liat komodo silakan ke Pulau Rinca, di sini ada komodo," kata Jokowi.

Presiden mengatakan masyarakat tetap dapat melihat hewan komodo di Pulau Rinca dengan tarif lebih murah; sedangkan bagi yang ingin melihat komodo di Pulau Komodo, tetap dipersilakan, namun dengan tarif berbeda.

Rekomendasi