Begini Strategi Bisnis Travel yang Genjot Wisatawan Liburan ke Desa Wisata

| 21 Oct 2022 09:58
Begini Strategi Bisnis Travel yang Genjot Wisatawan Liburan ke Desa Wisata
Ilustrasi perempuan (Foto: Pexels/Oleksandr Pidvalnyi)

ERA.id - Sebagian wisatawan sudah merencanakan perjalanan liburan akhir tahun 2022. Banyak wisatawan yang seolah ingin balas dendam untuk pergi liburan lebih jauh dan lebih lama pasca terkurung lockdown selama lebih dari 2 tahun akibat pandemi Covid-19.

Kini, wisatawan juga bisa bebesa karena tak diwajibkan menjalani karantina atau tes PCR. Maka dari itu, tak sedikit wisatawan yang akan pergi liburan untuk menyabut pergantian tahun 2023.

Tak hanya Indonesia, wisatawan yang ingin pergi ke luar negeri tak perlu memperlihatkan sertifikat vaksinasi atau hasil negatif tes Covid-19. Wisatawan hanya perlu memperlihatkan divaksinasi penuh (minimal 3 dosis) untuk berwisata ke luar negeri.

Tiket.com, Online Travel Agent (OTA), dapat membantu para wisatawan untuk mendapatkan tiket pesawat, hotel, hingga destinasi yang akan dikunjungi ke desa wisata. Memang sangat penting kolaborasi strategis dengan menghadirkan solusi terbaik bagi desa wisata.

"Kemenparekraf mengapresiasi atas kolaborasi pentahelix menginovasikan dan memberikan terobosan jajaran program yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Jagoan Pariwisata adalah inisiatif berwujud kompetisi dan lokakarya edukatif," ujar Sandiaga S.Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dalam acara virtual 'Pengumuman Pemenang Jagoan Pariwisata, Sebuah Program Kemitraan Strategis Antara Tiket.com dan Kemenparekraf RI' pada Kamis (20/10/2022).

Jagoan Pariwisata Tiket.com (Foto: Dok. Tiket.com)
Jagoan Pariwisata Tiket.com (Foto: Dok. Tiket.com)

"Kedepannya, strategi pengembangan pariwisata mengarah pada quality over quantity dan suitability, pilar pengembangan pariwisata yang berdampak pada ekonomi penciptaan lapangan kerja untuk masyarakat lokal," lanjutnya.

Gaery Undarsa, Co-Founder dan Chief Marketing Officer Tiket.com juga ikut menyoroti dampak positif edukasi bagi perekonomian pariwisata.

"Sebagai OTA pertama di Indonesia, kami melihat pengembangan keterampilan sebagai salah satu kunci pokok untuk berdaya saing dalam industri pariwisata dan dunia kreatif," kata Gaery.

Gaery mengatakan pengadaan tujuan program ini sudah tercapai sebagai edukasi berbagai pengetahuan dan pendampingan dalam pengelolaan produk wisata. Sehingga penggiat dan pengusaha pariwisata di JADESTA memiliki bekal skillset yang mumpuni untuk dapat menjadi relevan atas kebutuhan pasar.

"Hal ini dapat meningkatkan angka kunjungan dan transaksi ke desa wisata masing-masing. Sinergi ini perlu terus dibangun dan diperkokoh agar industri pariwisata Indonesia segera puluh setelah terdampak karena pandemi Covid-19." lanjutnya.

Rekomendasi