ERA.id - Pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo menunjuk dokter Terawan menjadi Menteri Kesehatan RI dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Namun, tak berselang lama. Pada 2020 posisinya digantikan Bugi Gunadi Sadikin yang dilantik pada 23 Desember 2020.
Pengangkatan Terawan menjadi menteri Kesehatan RI membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kecewa. Bukan tanpa sebab, Terawan telah diganjar sanksi kode etik kedokteran.
Bermula dokter Terawan mempraktikkan pengobatan pasien strok dengan terapi brain washing. Terapi tersebut diterapkan dari disertasinya, Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis.
Pengakuan Terawan, bahwa melalui metode tersebut ia mampu menyembuhkan pasien 4-5 jam pascaoperasi. Pengakuan yang lain dan membuat praktisi kesehatan meragukannya adalah metodenya yang bernama “Terawan Theory” sudah dipatenkan dan dipakai di sebuah rumah sakit di Jerman.
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI pada 2018, memutuskan bahwa metode terapi milik dr. Terawan melanggar sejumlah kode etik, antara lain mengiklankan diri dan menjanjikan kesembuhan pada pasien.
Terapi Terawan itu juga tidak melewati uji klinis, dan penelitianya dinilai "lemah" dan "cacat". Karena melanggar beberapa kode etik tersebut, MKEK IDI memutuskan mencopot Terawan dari keanggotan IDI sejak 26 Februari 2018 hingga 25 Februari 2019.
Ketika pengangkatan Terawan menjadi menteri kesehatan, dari pihak IDI mengirim surat meminta ke Jokowi agar tidak memilihnya. Namun, pesan surat tersebut tidak digubris oleh pihak istana.
Terawan Agus Putranto atau lebih dikenal sebagai dokter Terawan ini merupakan dokter dengan spesialisasi di bidang radiologi.
Ia lahir pada 5 Agustus 1964 di Sitisewu, Yogyakarta. Setelah lulus sekolah menengah atas, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Pada 2004, dr. Terawan lulus studi pascasarjana radiologi di Universitas Airlangga, Surabaya. Pada 2013, Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, meluluskan studi doktoralnya.
Ia banyak bertugas di beberapa daerah, seperti di Bali, Lombok, dan Jakarta. Pada 2015, ia menjadi Kepala RSPAD Gatot Soebroto. Di rumah sakit inilah, ia semakin masif mempraktikkan terapinya.
Jika pada 2018, dr. Terawan hanya diberhentikan sementara, kali ini pada Muktamar IDI ke-31 di Aceh, ia diberhentikan tetap sebagai anggota IDI.
Keputusan IDI itu banyak menuai tanggapan dan sempat viral di media sosial. Maka dari itu, dari pihak IDI memberi jawaban pada 31 Maret 2022.
"Terkait dengan putusan dr Terawan Agus Putranto ini merupakan proses panjang sejak tahun 2013 sesuai dengan laporan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran, dan hak-hak beliau selaku anggota IDI telah disampaikan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran untuk digunakan mengacu pada AD/ART serta tata laksana organisasi, seluruh dokter Indonesia terikat pada sumpah dan tunduk terhadap norma etik keseluruhan kode etik kedokteran, pembinaan, serta penegakan standar norma etik di dalam profesi kedokteran menjadi tanggung jawab IDI guna menjamin perlindungan hak dokter dan keselamatan pasien."
dr. Terawan belum selesai begitu saja. Ia masih mempunyai banyak dukungan, bukan dari praktisi kesehatan, melainkan dari para politisi hingga pejabat tinggi partai.
Terakhir, beredar ada video Luhut yang memberi darah kepada Terawan agar dijadikan sampel untuk vaksin Nusantara.