Bekantan berjenis kelamin jantan ini ditemukan di Kelurahan Tanah Mas, Kecamatan Baamang oleh warga bernama Abdurrahman. Bekantan itu ketemu dalam kondisi lumpuh sehingga tak bisa banyak bergerak. Kedua kaki satwa yang populasinya terancam punah ini tidak malah sampai dipenuhi banyak semut api.
"Saat ditemukan warga, kedua kaki bekantan itu lumpuh dan dikerubungi semut api," kata Komandan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng Pos Jaga Sampit, Muriansyah di Sampit, Kamis (5/7/2018).
Penyebab lumpuhnya kedua kaki bekantan itu masih perlu pemeriksaan lebih lanjut. Bisa saja karena terjatuh, atau yang lebih parahnya, akibat dipukul. Meski asumsi terakhir bisa dimentahkan karena tak ditemukan luka bekas benda tajam.
Seekor induk bekantan menggendong anaknya sambil melompat di kawasan TN Sebangau, Kalimantan Tengah. (Foto: Uji/PandaCLICK WWF-Indonesia Program Kalteng)
Mengenal si hidung mancung
WWF melansir, bekantan biasa hidup di hutan mangrove, rawa dan daerah yang menyediakan tumbuhan pakan. Kondisi yang mereka suka biasanya lahan basah seperti hutan rawa gambut, bakau. Satwa ini sangat tergantung pada daerah riparian yaitu daerah peralihan antara sungai dengan daratan. Primata endemik di pulau Kalimantan ini memiliki peran penting dalam mempertahankan keutuhan ekosistem khususnya daerah lahan basah.
Pemerintah Indonesia telah memasukkan bekantan sebagai satwa dilindungi dan mengelompokkannya ke dalam status endangered (terancam punah). Bekantan juga masuk dalam daftar CITES sebagai Apendix I atau tidak boleh diperdagangkan baik secara nasional maupun international.