Trump Siap Berkomunikasi dengan Iran

| 31 Jul 2018 08:40
Trump Siap Berkomunikasi dengan Iran
Ilustrasi (Pixabay)
Washington, era.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesiapannya bertemu dengan pemimpin Iran tanpa syarat untuk merundingkan cara memperbaiki hubungan kedua negara ini. 

Hubungannya sempat renggang setelah Amerika menarik diri dari perjanjian nuklir internasional pada 2015.

"Jika mereka ingin bertemu, saya akan bersedia," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih dilansir Antara, Selasa (31/7/2018).

"Saya siap bertemu dengan siapa pun," kata dia.

Pernyataan ini menunjukkan sikap Trump yang melunak kepada Iran, Padahal, beberapa pekan lalu Trump, lewat akun Twitternya, @realDonaldTrump, mengomentari Rouhani dengan kritis. Dia bilang, Amerika Serikat tidak bisa diancam.

 

Kicauan ini sesungguhnya mengomentari pendapat Rouhani yang menyatakan, sikap permusuhan dari Amerika Serikat akan memicu 'perang dari segala perang'.

Nah, sikap Trump tadi ternyata berubah setelah dia menjami Perdana Menteri Itali Giuseppe Conte. Trump melunak jadi membuka diri untuk bertemu dengan Iran. 

"Saya tentu saja akan menemui Iran jika mereka menginginkannya. Saya tidak tahu apakah mereka sudah siap," kata dia.

"Saya memang menarik diri (dari kesepakatan internasional nuklir Iran tahun 2015). Saya yakin mereka ingin menemui saya, dan saya siap kapan saja," tambah Trump.

Beberapa jam sebelum Trump menyampaikan pendapatnya itu, Teheran menyatakan tidak akan berunding satu meja dengan Washington.

"Dengan pemerintahan Amerika sekarang dan kebijakan yang mereka keluarkan, tentu saja tidak ada kemungkinan dialog. Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa mereka tidak bisa dipercaya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Gasemi, pada Senin (30/7/2018).

Qasemi mengkritik, penarikan diri Amerika Serikat terhadap perjanjian internasional 2015, yang juga ditandatangani sejumlah negara besar lain dilakukan untuk memastikan Teheran tidak bisa mengembangkan persenjataan nuklir. Setelah itu, Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran.

Iran, bersama negara-negara penandatangan kesepakatan 2015, minus Amerika Serikat, kini tengah berupaya menyelamatkan perjanjian itu. Bahkan, ketika Amerika Serikat mulai menerapkan kembali sanksi terhadap Iran, yang akan mulai berlaku pada Agustus nanti.

Negara-negara tersebut, bersama Iran, sedang mengupayakan suatu paket ekonomi untuk mengimbangi sanksi-sanksi AS.

Trump membandingkan diplomasinya dengan langkah yang ia jalankan terkait pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Kim akhirnya bertemu dengan Trump pada Juni lalu untuk merundingkan penghapusan nuklir di Semenanjung Korea.

"Saya bertemu dengan Pemimpin Kim. Hasilnya kalian tidak mendengar tembakan rudal selama sembilan bulan. Banyak hal positif yang terjadi," kata dia.

Rekomendasi