Tim Editor
PT Angkasa Pura I (Persero) menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyaman yang muncul dari proses evakuasi saat gempa. Pihaknya memastikan hanya ada kerusakan minor pada fasilitas di terminal.
"Terkait gempa di NTB sebesar 7 SR, kegiatan operasional Bandara Lombok Praya saat ini sudah kembali normal. Tidak ada kerusakan pada sisi udara (airside) seperti landasan pacu, taxiway, dan apron," ucap Corporate Communication Senior Manager Awaluddin dalam keterangan pers yang diterima wartawan, Minggu (5/8/2018).
"Angkasa Pura I memohon maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin muncul dari proses dari sarana atau fasilitas yang terdampak di area terminal," lanjutnya.
AP I memastikan menjaga keamanan dan kenyamanan para penumpang baik di Bandara Internasional Lombok maupun Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Kegiatan operasional berjalan normal, walau ada beberapa kerusakan fasilitas pendukung di terminal.
"Saat ini, untuk menjaga keamanan dan kenyamanan, kami sedang melakukan dan menelusuri berbagai fasilitas dan fasilitas di seluruh area, baik di terminal dan sisi yang terdampir gempa berkekuatan 7,0 SR yang berpusat di 27 km Timur Laut Lombok Utara di kedalaman 15 km," jelasnya.
Sebelumnya, diinformasikan para penumpang pesawat panik berhamburan ketika gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Lombok Utara. Gempa terasa kuat hingga Bali dan merusak sejumlah fasilitas di Bandara Internasional Ngurah Rai.
Kini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mencabut peringatan tsunami akibat gempa 7 SR di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Di mana sebelumnya, pada gempa pertama, BMKG mencatat gempa yang mengguncang dengan kekuatan 7,0 magnitudo --sebelumnya ditulis 6,8 M. Titik gempa berada di lokasi 8.37 Lintang Selatan dan 116.488 Bujur Timur dengan kedalaman 15 kilometer.
