Waspadai Hoaks Pasca Gempa Lombok

| 06 Aug 2018 17:53
Waspadai Hoaks Pasca Gempa Lombok
Basarnas melakukan evakuasi terhadap 900 wisatawan di tiga tempat wisata di NTB. (Twitter @SutopoPN)
Jakarta, era.id - Gempa berkekuatan 7 skala richter yang mengguncang Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kemarin, berhasil menghamburkan para wisatawan di sejumlah tempat wisata seperti Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Sebanyak 900 wisatawan, baik domestik maupun asing itu pun akhirnya dievakuasi menggunakan kapal oleh Badan Sar Nasional (Basarnas).

Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, ada penambahan orang yang akan dievakuasi, yaitu para pengelola, serta pekerja resor dan hotel di tiga Gili tersebut.

"Ada isu yang tersebar di sana bahwa tiga Gili itu, baik Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno harus dikosongkan karena akan ada gempa susulan yang besar berpotensi tsunami. Itu lah yang menyebabkan juga para pemilik, pengelola, dan pekerja resor juga ingin keluar," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (6/8/2018).

"Jadi, semua evakuasi ini bukan atas inisiatif pemerintah, melainkan atas permintaan dari para turis yang ada di tiga Gili. Mereka ingin keluar dari karena ada perasaan takut dan trauma dengan gempa yang kemarin," sambungnya.

(Data dan Infografis dari BNPB)

Padahal, Sutopo menyatakan kabar itu terbukti hoaks. Pemerintah pun telah mengabarkan bahwa tempat wisata di tiga gili tersebut masih dalam status aman.

"Dalam hal ini saya tegaskan, bagi para turis, atau wisatawan baik asing maupun domestik, beserta pemilik resor, hotel dan pegawai yang ada di sana, tidak wajib harus keluar. Kondisinya aman tidak ada ancaman tsunami. Kondisi aman, jadi tidak ada kewajiban untuk mereka keluar," ungkap Sutopo.

Bahkan wisatawan pun masih diperbolehkan jika ingin berkunjung ke tiga Gili tersebut, lho. Karenanya, lanjut Sutopo, wilayah itu masih tetap dibuka untuk wisata, tidak seperti Gunung Rinjani yang masih ditutup karena wilayahnya masih membahayakan.

Terus bagaimana cara meyakinkan mereka untuk menghilangkan kecemasan yang berlebihan itu? Apa lagi, saat ini beberapa wilayah di Lombok mengalami mati listrik sehingga kesusahan berkomuniksi jarak jauh. 

 

Sutopo bilang, aparat serta tim evakuasi di sana harus menginformasikan bahwa saat ini wilayah tersebut aman dari potensi gempa susulan.

"Aparat yang ada di sana, mereka perlu menyampaikan ke masyarakat untuk tetap tenang. Kepada wisatawan dan pekerja yang masih dapat mengakses internet, bisa diimbau lewat sosmed agar tetap tenang namun masih tetap harus waspada dan siaga dengan gempa susulan, meskipun itu skalanya tidak besar," tuturnya.

Sutopo menambahkan, pemerintah juga mesti segera melakukan trauma healing dan memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terdampak agar mental mereka segera pulih. Selain itu, trauma healing juga berfungsi agar mereka memahami apa yang semestinya dilakukan saat terjadi gempa.

(Infografis/era.id)

Tags : gempa
Rekomendasi