Menghentikan Kecanduan Rokok Bocah 2,5 Tahun di Sukabumi

| 16 Aug 2018 16:54
Menghentikan Kecanduan Rokok Bocah 2,5 Tahun di Sukabumi
Ilustrasi (Pixabay)
Sukabumi, era.id - Akhirnya, RF, bocah 2,5 tahun asal Sukabumi Jawa Barat yang kecanduan rokok telah menghentikan kebiasaan enggak lazimnya. Menurut sang ibu, Maryati (35), RF mulai berhenti merokok lantaran ketakutan begitu banyak didatangi orang enggak dikenal.

Memang, sejak kisah kecanduannya ini jadi viral, RF banyak dikunjungi orang-orang, baik wartawan atau pun masyarakat yang cuma penasaran sosok RF dan kebiasaannya merokok. "Tadi pagi, saat saya akan pergi ke pasar, anak saya sudah tidak meminta lagi rokok dan kopi," kata Maryati sebagaimana ditulis Antara, Kamis (16/8/2018).

Meski belum bisa juga menyimpulkan kecanduan rokok RF telah berakhir, tapi penolakan RF terhadap rokok sejatinya adalah pertanda baik, yang mudah-mudahan betul-betul mengakhiri kecanduan RF terhadap rokok. "Alhamdulillah setelah kemarin tidak mau merokok lagi. Ya, saya sangat berharap seterusnya," tutur Maryati.

Biar bagaimana pun, enggak beres banget memang. Kecanduan RF terhadap rokok ini sudah bisa dibilang gila. Bayangkan, dalam satu hari, RF bisa mengonsumsi dua bungkus rokok. Parahnya lagi, RF juga rutin mengonsumsi dua gelas kopi per harinya. Pagi dan malam. Persis Ahmad Sahroji, salah satu editor kami yang sudah lumayan berumur.

Memang, bukan perkara mudah menghilangkan kecanduan terhadap rokok, termasuk bagi RF. Hampir dua bulan terakhir, keluarga RF mengupayakan berbagai cara untuk menghentikan kecanduan sang bocah. Tapi, enggak ada satu pun cara yang berhasil menghentikan kecanduan RF terhadap rokok.

Makanya, penolakan RF terhadap rokok ini betul-betul diharapkan jadi tanda berakhirnya kecanduan RF terhadap rokok. Misbahudin, ayah RF mengaku sangat khawatir dengan kondisi ini. Ia sadar betul, rokok bukan barang yang baik untuk RF. Tapi, ia pun mengaku kehabisan cara menghentikan kemarahan-kemarahan RF setiap kali permintaannya untuk merokok ditolak.

"Saya sudah sering melarangnya, tetapi terus mengamuk. Bahkan, pernah saat merokok langsung dibuang sama saya, yang ada (RF) malah menangis dan terus memintanya. Saya bingung bagaimana cara menghilangkan kebiasaan buruknya agar tidak lagi kecanduan rokok," kata Misbahudin.

Sebab dan akibat

Menurut pengakuan Misbahudin, kecanduan rokok RF dipicu oleh banyaknya perokok di lingkungan tempatnya tinggal. Kata Misbahudin, ketika melihat orang dewasa merokok, RF selalu memperhatikan dan menunjukkan ketertarikannya terhadap rokok.

Sampai situ, semua belum kacau, hingga suatu hari RF memungut puntungan rokok yang masih menyala dan mengisapnya. Nah, di momen itu lah kecanduan RF terhadap rokok dimulai. Kebiasaan RF merokok pun makin parah. Maryati bahkan pernah memergoki RF mengumpulkan puntungan rokok ke dalam plastik.

Seiring waktu, RF bahkan mulai enggak segan meminta rokok atau meminta uang untuk membeli rokok kepada Maryati dan Misbahudin. Kacaunya, seperti dijelaskan Misbahudin sebelumnya, jika permintaannya ditolak, RF bisa mengamuk, bahkan mencakar-cakar.

Saat ini, RF sudah mendapat penanganan medis. Tim kesehatan dari Puskesmas Cibadak dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat telah melakukan pemeriksaan kesehatan RF. Pemeriksaan sengaja dulakukan untuk mengetahui sejauh mana kondisi tubuh RF yang terpapar rokok sejak dua bulan belakangan.

Masalah kesehatan bisa jadi ancaman serius buat RF. Bukan cuma kesehatan fisik, kesehatan mental juga jadi hal yang dikhawatirkan tim medis. Menurut Kepala Puskesmas, Maman Surahman, konsumsi rokok di usia sedini RF enggak cuma memicu gangguan kesehatan fisik, tapi juga gangguan kejiwaan.

Tentu saja, jika betul ada ancaman terhadap kejiwaan RF, maka hal ini perlu segera diantisipasi. Sebab, jika merujuk hasil tes kesehatan yang dilakukan tim, kondisi kesehatan fisik RF cenderung normal. Dengan berat badan 11,2 kilogram dan tinggi 89 sentimeter, kesehatan fisik RF diindikasi normal.

Nah, sekarang peernya adalah memastikan dan mengawal RF untuk menghentikan kecanduannya secara total dan permanen. "Pemeriksaan kesehatan ini untuk mengetahui sejauh mana kondisi tubuhnya setelah balita warga Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak ini mejadi pecandu rokok dan kopi," kata Kepala Puskemas Cibadak Maman Surahman di Sukabumi, Kamis (16/8/2018).

Buat Maman dan timnya, penanganan medis terhadap RF masih jauh dari selesai, ya meski RF telah menunjukkan penolakan terhadap rokok. Menurut Maman, timnya akan tetap memantau RF. Sebab, tanpa pendampingan, bukan enggak mungkin kecanduan RF kambuh. "Kami pun mengimbau kepada orang tuanya agar jangan terlalu memanjakan RF sehingga jika keinginannya tidak dituruti selalu mengamuk," kata Maman.

Rekomendasi