"Aset paling penting dari bangsa Indonesia adalah manusianya. Karena itu, Pemerintah tidak hanya memprioritaskan investasi fisik, tapi juga investasi sumber daya manusia dengan terobosan-terobosan kebijakan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang mampu bersaing di dunia Internasional," kata Presiden Jokowi dalam sidang Nota Keuangan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Jokowi menjelaskan, pemerintah sudah menjalankan sejumlah kebijakan dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia. Ada bantuan pendidikan dan beasiswa dari jenjang pra-sekolah hingga SD, SMP, dan SMA, pendidikan madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, dan aliyah. Malah hingga jenjang pendidikan tertinggi S3 bagi seluruh anak bangsa yang berpotensi.
"Terutama bagi yang kurang mampu," lanjut Jokowi.
Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) juga mampu menaikkan angka partisipasi murni untuk SD, SMP, SMA, dan madrasah. Pada tahun 2019, Pemerintah akan memberikan beasiswa kepada 20,1 juta siswa melalui Program Indonesia Pintar dan 471,8 ribu mahasiswa melalui beasiswa bidik misi.
Selain itu, dalam periode 2014-2019, Pemerintah juga melakukan investasi melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dengan memberikan beasiswa kepada sekitar 27 ribu mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di perguruan tinggi terbaik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Anggaran juga akan diarahkan untuk memperkuat program BOS bagi 57 juta siswa, meningkatkan kualitas guru PNS dan non-PNS melalui tunjangan profesi, dan percepatan pembangunan dan rehab sekolah. Ada juga untuk untuk membangun 1.407 ruang praktik SMK dan bantuan pelatihan/sertifikasi 3 ribu mahasiswa.