"Kalau dulu sudah sekitar 50-60 persen stok sapi saya sudah terjual pada H-1 ini," ucap David salah seorang pedagang sapi di Jalan Soekarno-Hatta Pekanbaru, Selasa (21/8/2018) seperti dikutip dari Antara.
David bilang, dia baru bisa menjual sapi sekitar 45 ekor. Padahal tahun lalu ia mampu menjual 90 ekor sapi hingga H-1 Idul Adha. Sejak berjualan tahun 2008 silam, inilah masa penjualan paling buruk yang pernah dialami David.
Turunnya omzet penjualan bukan cuma untuk sapi saja. Hal yang sama berlaku juga buat kambing, meski angkanya tidaklah terlampau jauh. Tahun ini jumlah kambing yang berhasil ia jual baru 20 ekor, sedangkan pada tahun lalu ia sudah bisa menjual hingga 25 ekor kambing.
"Mau kambing atau sapi sama saja. Mungkin karena faktor ekonomi yang sedang lesu," ucapnya seraya menambahkan tidak ada kenaikan harga dari hewan kurban tersebut.
Ia mencontohkan untuk satu ekor sapi dijual dari harga Rp15 hingga Rp25 juta tergantung pada ukuran dan berat sapi tersebut. Sedangkan untuk kambing dijual dengan harga Rp2 juta hingga Rp2,5 juta per ekor.
Ditambahkan David bahwa ia sendiri sengaja mendatangkan hewan kurban tersebut dari Madura. Namun dengan lesunya daya beli masyarakat tersebut, ia terpaksa membawa hewan ternak tersebut ke Tembilahan untuk kemudian diternakkan.
Hal senada juga disampaikan Imam, pedagang hewan kurban di Jalan Arifin Achmad Pekanbaru. Dikatakan Imam bahwa daya beli masyarakat untuk tahun ini sangat jauh menurun.
Ia mencontohkan bahwa pada tahun lalu satu pekan menjelang Idul Adha ia mampu menjual hingga 80 ekor sapi. Jumlah tersebut terus bertambah hingga H-1. Namun untuk tahun 2018 jumlah sapi yang mampu ia jual baru sekitar 60 ekor saja.