Tim Editor
Analis senior CSA Research Institue Reza Priyambada, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terapresiasi seiring dengan meningkatnya permintaan obligasi domestik setelah imbal hasil obligasi Amerika Serikat cenderung menurun.
"Aksi beli pelaku pasar terhadap obligasi domestik berimbas positif pada fluktuasi mata uang rupiah," kata Reza seperti dikutip Antara, Selasa (21/8/2018).
Ia menambahkan dengan memanfaatkan sentimen global dimana pelaku pasar juga mulai berkurang kekhawatirannya terhadap resesi yang terjadi di Turki dan adanya rencana pertemuan petinggi Amerika Serikat dan Tiongkok turut menjaga pasar keuangan di negara berkembang.
IHSSG Ditutup Menguat
Hal ini juga berdampak pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini, yang ditutup menguat 52.109 (0,88%) ke 5.944. Terpantau sepanjang hari ini IHSG menguat di zona hijau.
Pada pra pembukaan, IHSG berada naik ke level 5.899,298. Sementara Indeks LQ45 juga mengalami kenaikan di 927,902. Membuka perdagangan Selasa (21/8) pagi, IHSG kembali menguat 19,870 poin (0,34%) ke 5.910,217. Indeks LQ45 naik 2,837 poin (0,29%) ke 928,393.
Tercatat pula frekuensi perdagangan saham berlangsung positif sebanyak 379.125 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 7,874 miliar lembar saham senilai Rp7,391 triliun. Investor asing pun mencatat beli bersih 19,3 miliar.
Sementara itu, indeks utama bursa AS ditutup kompak di teritori positif pada perdagangan awal pekan kemarin (20/08). Indeks Dow Jones berakhir menguat sebesar 0,35% ke level 25.758, S&P terapresiasi 0,24% ke level 2.857 dan Nasdaq naik sebesar 0,06% ke level 7.821.
Untuk bursa regional juga mengalami pergerakan positif sore ini, di antaranya Indeks Nikkei 225 menguat 0,09% ke 22.219,730, indeks Komposit Shanghai menguat 1,31% ke 2.733,830, indeks Strait Times turun 0,16% ke 3.199,560, indeks Hang Seng bertambah 0,56% ke 27.752,789.
