Wakil Ketua Ibadah Kurban Masjid Istiqlal, Abdul Effendy bercerita, minimal dua ekor sapi kisaran 700 kg sampai 1 ton, selalu disumbangkan putri keempat dari Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto ke Masjid Istiqlal. Namun hal itu jarang diketahui masyarakat.
Effendy mengaku gundah jika selama ini, rezim orde baru selalu mendapat stigma pelanggaran HAM, tanpa melihat kebaikannya sedikitpun.
"Artinya jangan terkesan Cendana buruk terus, ada sisi baiknya," kata Effendy kepada era.id di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (28/8/2018).
Effendy mengatakan untuk tahun ini Titiek Soeharto menyumbangkan dua ekor sapi dengan berat 700-900 kg. Selain memberi hewan kurban sapi, Effendy menyebut, Titiek juga rajin menyediakan takjil atau makanan berbuka puasa setiap bulan Ramadan.
Kurban di Masjid Istiqlal Menurun
Sumbangan hewan kurban yang diterima Masjid Istiqlal tidak hanya berasal dari Titiek, sejumlah instansi pemerintah pun turut menyumbangkan hewan kurban seperti dari Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Perhubungan, Polri dan beberapa instansi pemerintahan lain.
Hingga saat ini terdapat 26 ekor sapi berkualitas baik dengan bobot di kisaran 700 kg-1.500 kg. Angka tersebut menurun tipis dibanding tahun lalu. Pada tahun 2017, jumlah hewan kurban sapi ada 27 ekor dan kambing 26 ekor, kemudian tahun 2016 jumlah sapi di Masjid Istiqlal mencapai 32 ekor.
Rencana penyembelihan hewan kurban akan dilaksanakan sore hari sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah disembelih, hewan-hewan tersebut akan dibagi ke dalam beberapa paket kantong dengan berat 15- 25 kg, yang diantar ke beberapa yayasan, masjid dan musala yang sebelumnya telah mengajukan permohonan kepada pihak Istiqlal untuk menerima daging hewan kurban.
Pada tahun 2016, Istiqlal mampu mendistribusikan 6.000 paket daging ke masyarakat, namun angka tersebut menurun pada tahun 2017 menjadi 4.500 paket daging. Adapun dengan jumlah hewan kurban yang lebih sedikit diperkirakan jumlah paket daging yang disebarkan akan menurun.
Effendy mengungkapkan, alasan panitia mendistribusikan langsung daging-daging hewan kurban tersebut agar tidak terjadi kericuhan oleh warga sekitar saat mengambil daging. Mengingat pada tahun 2013 sempat terjadi kericuhan antar warga di Masjid Istiqlal karena saling berebut daging kurban. Nahasnya, ibadah kurban yang seharusnya berlangsung khidmat tersebut justru memakan korban jiwa. Dua orang tewas terinjak-injak.
Selain itu, pendistribusian langsung juga bertujuan agar pembagian daging merata. Ia menambahkan, warga yang berada di sekitar Istiqlal menjadi prioritas.
"Model dulu kurang efektif, banyak mudaratnya, belum lagi banyak warga sekitar yang komplain tidak pernah menikmati daging dari Masjid Istiqlal," ujarnya.