ERA.id - Sebuah akun Twitter bernama CyberHansip86 mengunggah cuitan berupa beberapa gambar yang mengklaim bahwa permainan yang sedang viral Lato-lato merupakan konspirasi iluminati. Dalam cuitannya, akun tersebut menyebut bahwa Lato artinya aku, dan Latto artinya Yahudi.
Dikutip dari Turnbackhoax.id pada Jumat (13/1/2023), permainan lato-lato sebenarnya berasal dari Amerika Serikat dengan banyak nama. Ada yang menyebut clackers, click-clacks, knockers, ker-bangers, atau clankers.
Namun semua nama tersebut merujuk pada satu benda yakni dua bola yang dihubungkan dengan dua utas tali. Cara memainkannya pun hanya menggoyang-goyangkan sampai menimbulkan bunyi khasnya tek-tek atau nok-nok.
Di negara asalnya, lato-lato ini muncul ada tahun 1970-an. Saking populernya, mainan ini pun menyebar ke berbagai provinsi kecil di Italia Utara, Calcinatello. Kemudian menyebar ke berbagai negara dunia dan sampai di Indonesia.
Di Indonesia, lato-lato ini mulanya dikenal dengan nama katto-katto. Sebuah permainan tradisional anak-anak di Makassar, Sulawesi Selatan. Permainan ini dikenal sejak tahun 1970-an sampai era tahun 2003. Pasca tahun 2003, permainan ini pun menghilang dari ragam permainan anak-anak.
Dilansir dari dari detiksulsel, kata “latto” merupakan bahasa Makassar yang berarti bunyi yang dikeluarkan dari dua benda yang berbenturan. Kata ini kemudian digunakan oleh masyarakat Makassar untuk menamai permainan clakers ball yang kembali booming di Makassar.
Dosen Sastra Daerah Bugis-Makassar dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr. Firman Saleh menjelaskan orang Makassar menyebutnya latto-latto, karena permainan tersebut menimbulkan suara ketukan.
Sementara pengulangan kata latto-latto menggambarkan bunyi yang berulang dari permainan tersebut.
“Kalau dalam bahasa dia reduplikasi, artinya sering, selalu atau berulang sehingga disebut latto-latto,” jelasnya.