"Kegiatan militer Korea Utara adalah ancaman sangat serius dan menekan negara kami," kata Dokumen Pertahanan Kementerian Pertahanan Jepang yang dilansir dari Antara, Selasa (28/7/2018).
Dokumen juga tersebut menyatakan, secara garis besar Jepang sedang mengalami kekhawatiran karena dikepung oleh musuh potensial di Asia Timur. Di antaranya, Korea Utara dengan nuklirnya, China atas nafsu wilayah dan perkembangan kekuatan militernya, dan Rusia yang mulai membangun kekuatannya.
Kekhawatiran Jepang kepada Korea Utara juga muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara tiba-tiba membatalkan rencana kunjungan keempat Menteri Luar Negeri Mike Pompeo ke Pyongyang pada pekan ini.
Kunjungan ini sesungguhnya lanjutan dari pertemuan Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong Un di Singapura pada Juni. Saat itu, Trump mendorong penghentian senjata nuklir dan peluru kendali di Korea Utara.
Trump, menyebut pertemuannya dengan Kim sukses dan sepakat untuk menghentikan latihan-latihan militer gabungan dengan Korea Selatan, Kim pun berjanji pelan-pelan menanggalkan senjata nuklir dari semenanjung Korea. Namun, kesepakatan itu terhenti karena Korut meminta izin Amerika dulu.
Kembali ke Jepang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, sejak KTT, negaranya tidak akan mengubah sikap militernya terhadap negara Korea Utara, sampai benar-benar ada langkah nyata terkait penghentian uji peluru kendali dan nuklir.
"Kami perlu perhatikan dengan hati-hati Korea Utara dan melihat apakah tindakan nyata diambil untuk menanggalkan senjata nuklir dan peluru kendalinya," demikian dikutip dari Dokumen Pertahanan Jepang itu.
Apalagi, dalam catatan mereka, Korea Utara telah melakukan tiga tes nuklir dan menembakkan 40 peluru kendali sejak awal tahun 2016, beberapa di antaranya melintasi wilayah Jepang.