Menutup perdagangan, Kamis (30/8/2018), IHSG gagal melanjutkan penguatan dan berakhir di zona merah. IHSG turun 46,18 poin atau 0,76 persen menjadi 6.018,96. Sementara Indeks LQ45 melemah 10,06 poin atau 1,04 persen menjadi 952,65.
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada, mengatakan bahwa aksi ambil untung oleh investor menjadi salah satu faktor yang menahan laju IHSG. Penguatan paling tinggi hanya sebesar 0,38% yang dicatatkan saham sektor pertambangan.
"Harapan akan adanya penguatan lanjutan tertahan oleh aksi ambil untung, diharapkan aksi itu tidak berlanjut pada hari berikutnya," kata Reza seperti dikutip Antara.
Menurut dia, potensi IHSG kembali ke area positif cukup terbuka di tengah sentimen dari dalam negeri mengenai kinerja emiten serta pergerakan mata uang rupiah yang terapresiasi.
"Situasi itu dapat mendorong investor untuk kembali melakukan aksi beli," katanya.
Perdagangan saham pun cenderung moderat dengan frekuensi perdagangan saham tercatat 356.653 kali dengan volume 8,8 miliar dengan nilai Rp 7,1 triliun. Sebanyak 145 saham naik, 223 saham menurun, dan 125 saham tidak bergerak nilainya.
Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei naik 21,28 poin (0,09 persen) ke 22.869,50, indeks Hang Seng melemah 252,39 poin (0,89 persen) ke 28.164,05, dan indeks Strait Times melemah 18,20 poin (0,56 persen) ke posisi 3.225,72.
Sementara itu, indeks utama bursa AS ditutup kompak di zona hijau pada perdagangan kemarin (29/08). Indeks Dow Jones berakhir menguat sebesar 0.23 persen ke level 26,124, S&P terangkat 0.57 persen ke level 2,914 dan Nasdaq naik sebesar 0.99 persen ke level 8,109.