"Kami melihat, tiga pekan terakhir ini serangan terhadap kami di sini adalah soal ekonomi. Berbagai macam yang dilakukan oleh bapak Sandiaga Uno dan saya tidak tahu, ini hipotetik, sifatnya pertanyaan, apakah karena tiga pekan ini pernyataan-pernyataan tentang ekonomi berhasil secara baik kami bantah," kata Antoni kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).
Antoni mencontohkan beberapa isu ekonomi yang sering dibawa oleh Sandiaga Uno, seperti soal uang Rp100.000 yang hanya bisa digunakan untuk membeli bawang bombay dan cabe, menurut Sekjen PSI justru tak terbukti.
"Banyak ibu-ibu yang belanja ternyata Rp100.000 bisa beli macam-macam. Tempe katanya tipis kayak kartu ATM ternyata masih tebal. Karena kritik ekonomi ini gagal, kemudian isu agama kembali dibangkitkan," ungkap Juli.
Antoni juga berharap pesta demokrasi pada 2019 mendatang tidak lagi meangangkat isu agama. Sebab, menurutnya, demokrasi yang baik tidak dengan membawa isu agama melainkan isu yang lebih relevan lainnya.
"Saya ingin mengajak supaya kita kembali ke kampanye yang demokratis beradab, di mana isu ekonomi, isu kesejahteraan sosial lebih baik diperdebatkan ketimbang kembali melakukan proses instrumentalisasi agama, isu primordial yang tidak mendewasakan bangsa kita" ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin Hasto Kristiyanto menyebut, tim pemenangan Jokowi di Pilpres 2019 tak takut dengan isu agama yang kemungkinan akan digunakan oleh kubu seberang. Sebab, tim pemenangan ini sudah punya strategi khusus.
"Masing-masing kan punya strategi, strategi kami beda dengan yang ada di sana. Strategi kami tidak memecah belah, merangkul, dan menciptakan kegembiraan bagi masyarakat," ujar Hasto.
Baca Juga : Jokowi Soal Projo dan Relawan Kardus