LSI Denny JA: Naiknya Dolar Menurunkan Citra Jokowi

| 27 Sep 2018 15:09
LSI Denny JA: Naiknya Dolar Menurunkan Citra Jokowi
Laporan hasil survei LSI (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei dukungan terhadap kedua pasangan capres-cawapres, setelah isu naiknya kurs dolar yang terjadi beberapa waktu lalu.

Surveinya menyatakan, pemilih Pemilu 2019 yang mengetahui adanya penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar 54,2 persen, yang tidak mengetahui sebesar 36,9 persen, sementara yang tidak menjawab 8,9 persen.

Sementara pemilih yang mengkhawatirkan kondisi perekonomian memburuk jika nilai tukar rupiah melemah sebesar 83,8 persen, sedangkan yang tidak mengkhawatirkan sebesar 11,6 persen, dan yang tidak menjawab sebesar 4,6 persen.

"Dilihat dari hasil tersebut, isu naiknya kurs dolar cukup populer dan mayoritas masyarakat tidak menyukainya," tutur Peneliti LSI Ardian Sopa di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (27/9/2018).

Menariknya, sejumlah pemilih yang tidak mendukung Jokowi sebagai petahana naik sebanyak 20,9 persen terkait isu kurs dolar AS. Sementara itu, pemilih yang merasa sama saja sebesar 50 persen dan yang tidak menjawab sebesar 15 persen.

"Memang, isu naiknya kurs dolar ini lebih banyak pemilih yang merasa Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bertanggung jawab. Namun, ini juga memberikan sentimen negatif karena efek tidak mendukung yang lebih besar," tutur dia.

Survei ini dilakukan pada periode 14-22 September 2018 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei menggunakan teknik multistage random sampling kepada 1.200 responden dengan margin of error sebesar 2,9 persen.

Rekomendasi