Gunung Gamalama Ternyata Pernah Melenyapkan Sebuah Desa

| 05 Oct 2018 06:07
Gunung Gamalama Ternyata Pernah Melenyapkan Sebuah Desa
Lukisan berlatar belakang Gunung Gamalama sekitar tahun 1875. (Foto: Commons Wikimedia)
Jakarta, era.id - Gunung Gamalama di Maluku Utara mengalami erupsi dengan letusan abu vulkanik mencapai 250 meter ke udara, Kamis (4/10/2018) siang. Status gunung yang memiliki ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu pun dinaikkan statusnya ke level II atau Waspada.

Aktivitas gunung yang diselimuti Hutan Montane dan Hutan Ericaceous itu ternyata bukan yang pertama kali ini terjadi. Gamalama tercatat sudah lebih dari 60 kali meletus. Letusan pertama kali tercatat pada tahun 1538. 

Lukisan yang menggambarkan meletusnya gunung Gamalama tahun 1720. (Foto: Commons Wikimedia)

Erupsi yang menimbulkan korban jiwa setidaknya sudah empat kali terjadi, dengan korban terbanyak jatuh pada tahun 1775. Kala itu, erupsi Gunung Gamalama melenyapkan sebuah desa bernama Soela Takomi bersama 141 penduduknya. Saking dahyatnya amukan Gunung Gamalama saat itu, pasca letusan, di lokasi desa yang berjarak 18 kilometer dari pusat Kota Ternate muncul dua danau, yaitu Danau Tolire Jaha dan Tolire Kecil.

Supaya kamu tahu, nama Gunung Gamalama sendiri diambil dari kata Kie Gam Lamo yang artinya negeri yang besar. Aktivitas Gamalama yang berkelanjutan melahirkan adanya tradisi Kololi Kie, yang rutin digelar setiap bulan April sebagai salah satu pertunjukan dalam Festival Legu Gam, pesta rakyat Maluku Utara.

Tradisi masyarakat Gamalama warisan nenek moyang ini berbentuk ritual tradisional mengitari Gunung Gamalama, sambil mengunjungi sejumlah tempat dan makam-makam keramat. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk pengharapan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Gunung Gamalama tidak meletus

Baca Juga : Mitos-mitos di Gunung Gamalama

(Prosesi berziarah di Gunung Gamalama/ Sumber: Istimewa)

Pada tahun 2003 Gunung Gamalama juga sempat mengalami erupsi. Letusan itu tidak besar dan tidak menimbulkan korban jiwa. Namun selama lebih dari satu pekan, letusan tersebut menyemburkan abu vulkanik yang menutupi langit Ternate. 

Bandar Udara Sultan Babullah yang merupakan bandar udara utama dan pintu masuk ke Maluku Utara harus ditutup. Serta sebagian masyarakat mengungsi ke Pulau Tidore yang jaraknya terdekat dari Ternate.

Usai letusan tahun 2003, Gunung Gamalama tidak menunjukkan gejala aktif. Namun mulai sejak 2009, gunung stratovolcano kerucut itu kembali menunjukkan peningkatan aktivitas, sehingga status "waspada" diberlakukan pada gunung. Status "waspada" merupakan level ketiga dalam kewaspadaan gunung berapi aktif.

Selanjutnya pada 5 Desember 2011 kembali terjadi semburan abu vulkanik dari Gunung Gamalama pada pukul 00.08 WIB, yang menunjukkan bahwa Gunung Gamalama masih aktif. Meletusnya gunung itu akhirnya mendorong ribuan warga mengungsi.

Baca Juga : Pesona dan Mitos Danau Tolire, Ternate

Kala itu semburan abu dan partikel debu setinggi 2.000 meter ke udara yang memuntahkannya ke sebuah kota dekat Gunung Gamalama. Hal ini menyebabkan status kewaspadaan Gamalama naik menjadi level ketiga, "siaga". Pada 16 September 2012, gunung ini kembali meletus, dari waspada level 2 menjadi siaga level 3.

Terakhir Gunung Gamalama kembali erupsi pada Agustus 2016. Saat itu, gamalama menunjukan peningkatan aktivitas vulkanik, ditandai adanya intensitas gempa hembusan terus menerus yang tinggi, statusnya tetap masih waspada level II.

Tags : erupsi gunung
Rekomendasi