ERA.id - Bakal Calon Presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo berkunjung ke kediaman almarhum Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (13/8/2023) malam.
Kunjungannya itu untuk bertemu sekaligus meminta restu kepada istri Gus Dur yaitu Sinta Nuriyah, agar perjuangan memajukan dan menyejahterakan Indonesia diberi kelancaran.
"Berbekal restu dan dukungan dari Bu Nyai Sinta, saya yakin perjuangan untuk kemajuan Indonesia yang sedang kami ikhtiarkan bersama akan semakin mudah dan berkah," ujar Ganjar.
Kepada Sinta Nuriyah, Ganjar mengaku menjadikan sosok Gus Dur sebagai panutannya dalam bernegara. Misalnya terkait dengan bidang hukum.
Dia mengatakan, Gus Dur pernah menuliskan bahwa hukum positif yang berlaku di Indonesia telah mengakomodasi aspek penting dalam hukum Islam atau syariat di dalamnya, yaitu ketahanan.
Ke depan, hukum positif perlu lebih adil dan bisa ditegakkan tanpa pandang bulu seperti yang dicita-citakan Gus Dur dan Wahid Hasyim.
"Bukan tumpul ke bawah dan tajam ke atas, kemudian menjadi kunci keberhasilan negara atas rakyatnya. Dalam hal ini, adalah mewujudkan baldatun thoyibatun wa rabun ghofur," kata Ganjar.
Ganjar juga mengaku belajar dari Gus Dur dan Wahid Hasyim untuk menerima Pancasila sebagai azas tunggal.
"Dengan begitu, kata Gus Dur, perjuangan-perjuangan memakmurkan dan memajukan Indonesia seperti amanat dalam lima sila Pancasila bisa diwujudkan. Khususnya terkait mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya.
Dia juga menyinggung soal isu intoleransi di Indonesia dalam pertemuannya dengan Sinta Nuriyah. Menurutnya, isu tersebut bisa diselesaikan dengan menggunakan pendekatan gagasan Gus Dur.
"Hari ini pula, ketika kita sedang menghadapi ancaman ketidakpastian keamanan global, Gus Dur selama menjadi presiden juga telah mengajarkan cara untuk menjadikan Indonesia pemain penting di dunia. Kunjungan-kunjungan Gus Dur ke luar negeri, ke berbagai negara, telah membuat kepala Indonesia kembali tegak setelah terpuruk akibat krismon," kata Ganjar.
Lebih lanjut, Gubernur Jawa Tengah itu mengaku bangga apabila ada yang menyebutnya sebagai santri dari Gus Dur. Sebab, gagasan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu sesuai untuk bangsa.
"Sejak lama, kalau ada orang tanya, saya sering dengan bangga mengaku sebagai santri Gus Dur, karena saya merasa gagasan Gus Dur memang tepat untuk bangsa ini dan saya jadikan landasan dalam mengemban setiap jabatan politik yang diamanahkan kepada saya, bahkan makin kemari seluruh gagasan Gus Dur makin relevan," kata Ganjar.
Oleh karena itu, selain meminta restu, kunjungannya ini sekaligus sowan dari santri kepada istri dari ulama yang dikagumi.
"Oleh karena itu, kedatangan saya hari ini tak lain adalah sebagai santri yang sowan kepada bu nyainya. Dengan harapan bisa mendapat doa, dukungan dan ijazah, sehingga perjuangan saya sebagai santri yang alhamdulillah dipercaya menjadi bakal calon presiden, bisa tetap selaras dengan gagasan-gagasan Gus Dur. Bisa ma’tsur atau nyambung sanadnya," ujar dia.
"Sebab, saya percaya bernegara pun perlu sanad yang baik. Dan, bersanad ke Gus Dur tentu bagian dari jalur terbaik. Bahkan, bukan hanya dalam taraf bernegara, begitupun dalam beragama," pungkasnya.