ERA.id - Masyarakat Indonesia dibuat gempar dengan kemunculan lagu yang diduga sebagai hasil penjiplakan lagu “Halo Halo Bandung”. Lagu tersebut diunggah oleh kanal YouTube berbahasa Melayu, Lagu Kanak TV. Hal ini membuat masyarakat penasaran dengan sejarah lagu Halo Halo Bandung.
Beberapa waktu lalu kanal YouTube Lagu Kanak TV mengunggah lagu yang diberi judul “Helo Kuala Lumpur”. Saat diputar, nada dan melodi lagu tersebut rupanya sama dengan lagu “Halo Halo Bandung” ciptaan Ismail Marzuki. Yang membedakan hanyalah bagian lirik, terutama penyebutan Kota Bandung menjadi Kuala Lumpur.
Sikap Indonesia terhadap Penjiplakan Lagu “Halo Halo Bandung”
Penjiplakan lagu “Halo Halo Bandung” mendapatkan kecaman dari masyarakat Indonesia, termasuk anggota DPR RI. Anggota Komisi X DPR, Andreas Hugo Pareira, meminta pemerintah Indonesia melakukan tindak lanjut tegas terhadap dugaan penjiplakan lagu “Halo-Halo Bandung” yang dilakukan oleh kanal YouTube asal Malaysia itu.
Sikap tegas pemerintah bisa dilakukan melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Andreas menjelaskan, tindakan kanal YouTube tersebut tak hanya melanggar hak cipta, tetapi juga mencederai rasa persaudaraan antarnegara.
Dia mengatakan, karya seni budaya berupa lagu termasuk dalam aset berharga bangsa. Terlebih lagi, lanjut Andreas, lagu “Halo-Halo Bandung” diciptakan demi mengenang perjuangan para pahlawan yang gugur dalam pejuangan kemerdekaan Indonesia.
“Itu menyangkut lagu perjuangan yang berkaitan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Penjiplakan lagu Halo-Halo Bandung oleh Malaysia telah menodai harga diri negara kita. (Kami ingin) Dirjen Kebudayaan bisa berkoordinasi dengan Kemlu (Kementerian Luar Negeri) untuk membuat nota protes ke Pemerintah Malaysia,” terang Andres, Kamis (14/9/2023), dikutip Era.id dari situs resmi DPR RI.
Sejarah Lagu “Halo Halo Bandung”
Lagu “Halo Halo Bandung” diciptakan pada tahun 1946. Awalnya, lagu tersebut tidak dimaksudkan sebagai lagu perjuangan, melainkan lagu sentimentil berjudul “Halo Bandung”.
Dilansir situs resmi Bandung, liriknya berisi kisah Ismail Marzuki yang sempat mengungsi di Bandung bersama istrinya, Eulis Zuraidah, pada masa penjajahan Belanda dan Inggris. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari pendudukan tentara Inggris dan Belanda di Jakarta.
Tak lama kemudian, Inggris menerbitkan ultimatum yang memerintahkan tentara pejuang Indonesia segera meninggalkan Bandung. Sebagai bentuk perlawanan, para pejuang Indonesia membakar rumah dan gedung di berbagai daerah bagian selatan Kota Bandung sebelum meninggalkan tempat tersebut pada 24 Maret 1946. Hal ini kemudian kita kenal sebagai peristiwa Bandung Lautan Api.
Ismail dan Eulis lantas kembali ke Kota Jakarta. Setelah meninggalkan Kota Kembang, kenangan indah selama berada di Bandung tetap melekat kuat. Kenangan tersebut menjadi inspirasi untuk menciptakan lagu berbahasa Sunda berjudul “Halo Bandung”. Lagu lain yang dia cipatakan bertema Bandung adalah "Bandung Selatan di Waktu Malam" dan "Saputangan dari Bandung Selatan".
Namun, peristiwa Bandung Lautan Api memantik Ismail Marzuki dan para pejuang Tanah Air mengubah dua baris akhir dari lagu "Halo Bandung" agar patriotis dan membakar semangat perjuangan. Tak lama kemduian, lagu “Halo Halo Bandung” dikenal secara luas sebagai salah satu simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah lirik dari lagu “Halo Halo Bandung” yang saat ini kita kenal.
Halo, halo Bandung, ibu kota Periangan
Halo, halo Bandung, kota kenang-kenangan
Sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali
Itulah sejarah lagu “Halo Halo Bandung” dan kasus dugaan penjiplakan yang dilakukan oleh kanal YouTube Lagu Kanak TV.