Kepala Pusat Informasi Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwonugroho mengatakan, gempa ini dirasakan di kawasan wilayah Jawa Barat melainkan dibeberapa wilayah seperti Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Setelah terjadi gempa bumi dan masyarakat merasakan goncangan yang kuat khususnya di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta sekitar 5 menit kemudian BMKG mengirimkan informasi adanya gempa 7,3 skala richter di kedalaman 105KM pada 15 Desember 2017 pada pukul 23.47 WIB," ungkap Sutopo
di kantornya, di Graha BNPB Jalan Pramuka Kav 38 Jakarta Timur, Sabtu (16/12/2017).
Sutopo juga menerangkan bahwa dampak gempa cukup keras bila dilihat dari peta MMI (Modified Mercalli Intensity) atau satuan untuk mengukur kekuatan gempa.
Terdapat tiga tingkatan yaitu IV MMI yang dirasakan oleh wilayah sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta, V MMI yang dirasakan di daerah Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Banjar, Singaparna, Cilacap, Banyumas, Cimahi, Tegal, Cirebon dan VI MMI yang dirasakan di wilayah Tasikmalaya, Pangandaran, dan Banjar.
Gempa ini juga menimbulkan korban jiwa dan korban materil. Adapaun korban meninggal akibat kejadian ini adalah berjumlah tiga orang dari tiga daerah yang berbeda. Terdapat dua korban tersebut tertimpa tembok yang runtuh, yaitu Aminah (80) warga Pekalongan, Jawa Tengah dan Dede Lutfhi (62) warga Ciamis, Jawa Barat. Sedangkan satu orang lagi meninggal dunia akibat panik dan terjatuh saat terjadi gempa bumi, yaitu Fatimah (34) warga Bantul, Yogyakarta.
Sementara kerugian materil yang dialami akibat gempa sebesar 6,9 skala richter tersebut terdapat bangunan rusak berat 228 unit, rusak sedang 152 unit, rusak ringan 97 unit dan rumah yang rusak sebanyak 473 unit.