“Kita jangan hanya memaksa rakyat mendengar kita. Melainkan harus dengar aspirasi rakyat, dengar keluhan rakyat, mendengar apa yang dibutuhkan rakyat, mendengar apa yang diinginkan rakyat,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya, seperti dilansir Antara, Minggu (21/10/2018).
Ia menegaskan, partai politik harus menunjukan karya dan kinerja bersama-sama dengan masyarakat. Apalagi, pemilu bukanlah perang demokrasi melainkan pesta demokrasi.
“Jangan hanya pas mau pemilihan presiden, pas mau pemilihan legislatif dekat-dekat rakyat. Hati-hati masyarakat sekarang melihat itu. Kita juga jangan hanya berdiri di depan rakyat tapi benar-benar duduk dan berkarya bersama rakyat,” ujar Jokowi.
Ditambahkan Jokowi, sebaiknya tokoh politik jangan hanya berdiri dengan rakyat, tetapi juga harus duduk bersama melakukan karya dengan masyarakat.
"Kita juga hanya jangan berdiri di depan rakyat, melainkan juga benar-benar duduk dan berkarya dengan rakyat. Kita juga harus menunjukkan karya dan kekaryaan," katanya.
Merespon ucapan Jokowi saat memberikan sambutan di Hut-54 Partai Golkar, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding menyebut ucapan itu sebagai bentuk sindiran halus bagi calon kandidat yang baru turun ke masyarakat jelang Pilpres.
“Menurut saya, yang luar biasa menarik bagi kita dan juga mungkin, bisa jadi ini sindiran bagi orang-orang yang turun ketika ada Pilpres atau pemilu saja,” tuturnya, yang juga hadir dalam acara itu.