Penerbit Yudhistira Minta Maaf Soal Yerusalem

| 18 Dec 2017 22:12
Penerbit Yudhistira Minta Maaf Soal Yerusalem
Wakil Kepala Penerbit Yudhistira, Djadja Subagdja (RADIANSYAH/era.id)
Jakarta, era.id - PT Yudhistira Ghalia Indonesia meminta maaf terkait penulisan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada buku IPS kelas VI SD kurikulum 2006 (KTSP). Penerbit buku pelajaran itu pun telah menarik sebagian edisi yang mencantumkan kekeliruan tersebut.

"Sebagian sudah ditarik, yang sudah terlanjur didistribusikan ke sekolah, Yudhistira memberikan pilihan, digantikan yang baru atau istilahnya hanya ditambahkan,” ungkap Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dalam Konferensi Pers Pasca Pemanggilan Penerbit Yudhistira, Senin (18/12/2017).

Melalui Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Yudhistira mengakui kelalaiannya. Kelalaian itu disebabkan penerbit tersohor tersebut menggunakan internet sebagai referensi. Selain itu, buku juga belum melalui proses penilaian.

"Mereka mengutip hal yang salah, itu referensi memang dari internet. Padahal dalam penilaian perbukuan juga didorong untuk penulis tidak mengambil data sepenting itu dari internet," kata Retno.

Di lokasi yang sama, Wakil Kepala Penerbit Yudhistira, Djadja Subagdja mengatakan telah bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait polemik isi buku tersebut.

"Kami memohon maaf kepada publik, kepada pihak KPAI, masyarakat umat Islam terutama. Kami sudah bertemu pihak MUI pada minggu lalu, dan meminta maaf atas kesalahan pada percetakan," ucap Djadja.

Diketahui, pada bahasan negara-negara di Benua Asia buku IPS kelas VI yang dicetak Yudhistira, Ibu Kota Israel tertulis Jerusalem. Negara Israel berada pada nomor 7 tabel negara-negara Asia. Tabel tersebut terdiri dari tiga kolom, yaitu nomor, nama negara, dan ibu kota negara.

Yudhistira kemudian menerbitkan edisi revisi dengan mengganti Ibu Kota Israel menjadi Tel Aviv. Sementara Yerusalem tercantum sebagai Ibu Kota Palestina.

Tags :
Rekomendasi