Banjir yang mulai terjadi Rabu (7/11/2018) pukul 23.40 WIB itu, terjadi akibat luapan anak sungai Citarum tidak sanggup menampung pasokan air dari berbagai daerah lainnya sehingga merendam pemukiman, fasilitas umum dan jalan raya.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Akhmad Djohara mengatakan, jumlah sementara pengungsi itu terdiri dari 49 Lansia, 2 ibu hamil dan 22 Balita. Saat ini mereka menempati delapan lokasi pengungsian kata Akhmad, yang tersebar di tiga kecamatan setempat dan kemungkinan jumlah pengungsi akan bertambah.
"Petugas disiagakan untuk pelayanan evakuasi masyarakat yang ingin mengungsi. Kemudian coba memfasilitasi kegiatan pada tadi pagi ya, seperti yang mau berangkat sekolah, berangkat kerja kita berikan pelayanan untuk menyeberangkan warga," kata Akhmad saat dihubungi melalui telepon, Bandung, Senin (12/11/2018).
Akhmad menambahkan, peningkatan jumlah pengungsi terjadi pada sore kemarin. Awalnya, kata Akhmad, berdasarkan catatan BPBD jumlah pengungsi hanya puluhan orang.
Namun dikarenakan limpasan air dari sungai anak Citarum cukup besar dan meluasnya genangan di pemukiman warga jelas Akhmad, jumlah pengungsi terus meningkat.
"Tergatung debit air dan cuaca. Kalau sekarang hujan lagi ya nambah lagi. Kita siapkan tempat pengungsi lagi," ujar Akhmad.
BPBD Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat ini tengah mencari bangunan yang lebih besar untuk digunakan sebagai tempat pengungsian. Karena jika dilihat dari kejadian banjir sebelumnya, lokasi pengungsian mencapai 24 titik.
Namun jumlah pengungsi saat ini dianggap masih normal. Hal itu disebabkan musim penghujan masih dalam pertengahan dan diperkirakan puncaknya terjadi bulan Desember 2018 mendatang.
"Dulu di awal udah banjir besar. Sekarang baru di pertengahan," jelas Akhmad.
Data terakhir BPBD Kabupaten Bandung, Jawa Barat, jumlah keseluruhan sarana dan prasarana yang terendam akibat banjir adalah 350 rumah, sembilan sekolah dan 25 tempat ibadah.