Bagi Sekjen Partai Gerindra, pernyataan Prabowo ini berlaku untuk semua orang. Tidak hanya pemerintah sekarang, tapi juga kubu Prabowo yang bertarung di Pemilu Presiden 2019.
Baca Juga : Soal Korupsi, Prabowo Dianggap Tak Lihat Kenyataan
"Oh iya dong, buat semuanya. Buat kita semua, buat saudara-saudara, buat saya. Ini biar korupsi tidak jadi ancaman sebuah bangsa," kata Muzani di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Prabowo maju Pilpres 2019 didampingi Sandiaga Uno dengan didukung oleh Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Berkarya. Barisan pendukung ini dinamakan Badan Pemenangan Pemilu Prabowo-Sandiaga.
Mereka ini akan melawan pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang didukung oleh sembilan partai. Enam di antaranya berada di parlemen, sementara tiga lainnya tidak.
Muzani menerangkan, pernyataan Prabowo tidak mengisyaratkan siapapun. Sehingga, tidak perlu ada yang merasa tertuduh dengan pernyataan tersebut. Muzani menilai, apa yang disampaikan Prabowo hanya untuk mengingatkan bahwa korupsi itu berbahaya.
"Itu kan mengingatkan kita kalau itu bahaya. Kalau korupsi bisa ditekan dengan baik maka laju pertumbuhan kita bisa lebih baik," tuturnya.
Baca Juga : Kubu Prabowo Tolak Disebut 'Menjelekkan' Indonesia
Apalagi, katanya, salah satu yang menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi melambat karena ada korupsi yang parah. Menurut dia, korupsi ini sudah menjadi budaya di Indonesia dan itu sudah terjadi sejak jaman VOC.
"Itu terjadi dibanyak tempat dan korupsi itu sudah jadi budaya kita yang sudah terjadi dari zaman VOC. (Pidato itu) buat semuanya, buat kita semua buat saudara-saudara, buat saya, supaya korupsi itu tidak jadi ancaman sebuah bangsa," terangnya.
Menurut dia, Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (Vereenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC) sudah sejak dulu kala menciptakan korupsi yang sekarang menjadi budaya di Indonesia. VOC adalah perusahaan Belanda yang diberikan kekuasaan untuk menguasai Hindia Belanda untuk dieksploitasi, menciptakan mata uang, dan bangkrut di tahun 1800.
"Kebangkrutan ini disebabkan korupsi, dan pemerintah Belanda mengambil alih aset VOC. Sejak saat itu, penjajahan kita tidak dilakukan VOC tapi Belanda," kata dia.
Baca Juga : PDIP: Guru Korupsi Indonesia adalah Mantan Mertua Prabowo