Erick Thohir : Tim Jokowi-Ma'ruf Amin Siap Dikritik

| 08 Dec 2018 11:10
Erick Thohir : Tim Jokowi-Ma'ruf Amin Siap Dikritik
Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir (Foto: Wardhani/era.id)
Jakarta, era.id - Kemarahan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan ucapan Prabowo yang menyebut awak media tidak jujur dalam melakukan pemberitaan terus menimbulkan polemik. Salah satunya dari Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir.

Menurut pengusaha di bidang media ini, wartawan dan kebebasan bermedia memang harus didorong dan didukung. Apalagi, pers merupakan salah satu pilar demokrasi. Sehingga, ia bersama tim kampanye paslon nomor urut 01 berusaha selalu dekat dengan para pewarta.

"Pers itu merupakan pilar ke empat demokrasi. Pers membawa perubahan, kami di TKN siap di kritik tapi jangan sampai pers terbelenggu," katanya kepada awak media di Hotel Grand Sahid, Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).

Erick juga minta agar pers terus memberitakan apapun yang sesuai dengan kenyataan tanpa melebih-lebihkan. Bahkan, Erick mengaku siap jika tim kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin kemudian dikritik karena dianggap belum maksimal.

"Pers itu termasuk harus memberitakan apa adanya, termasuk mengkritik saya," ungkapnya sambil tersenyum.

Ia bahkan mengapresiasi kinerja para awak wartawan yang sering mengikuti agendanya. Termasuk menunggu dirinya saat rapat terkait tim pemenangan paslon nomor 01.

"Bagaimana wartawan kerja 24 jam. Kita mimpin rapat nunggu disitu, bagaimana kalian kerja 24 jam untuk menyuarakan kebenaran. Kita di TKN dikritik biasa," ujarnya.

Supaya kalian tahu, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan kekesalannya kepada sejumlah media mainstream. Kekesalannya itu, disampaikan Prabowo saat berpidato di acara Puncak Hari disabilitas Internasional, Rabu (5/12/2018).

Mantan Danjen Kopassus itu mempersoalkan objektivitas media saat meliput acara Reuni 212 di Monas beberapa waktu yang lalu. Padahal, menurut dia, acara Reuni 212 adalah sebuah peristiwa yang patut diliput media.

"Buktinya media hampir semua tidak mau meliput 11 juta lebih orang yang kumpul, belum pernah terjadi di dunia," tegas Prabowo dalam acara tersebut.

Prabowo juga mempertanyakan netralitas jurnalis saat melakukan peliputan terkait aksi tersebut. Bahkan, dirinya menuding media saat ini sering bohong dan banyak memanipulasi rakyat. Tak hanya itu, Prabowo bahkan meminta masyarakat tak lagi menghormati profesi jurnalis karena menurutnya sudah tak lagi objektif. 

 

Tags :
Rekomendasi